Budi Darma Begawan Sastra yang Tak Suka Menggurui

oleh

[ad_1]

AGUS Noor adalah seorang penulis yang mengagumi karya-karya Budi Darma sejak masih remaja. Ketika masih memakai seragam putih biru sebagai anak SMP, dia sudah membaca tulisan-tulisan Budi Darma yang dimuat majalah sastra Horison. Dia juga melahap buku-buku Budi Darma.

Tulisan-tulisan Budi Darma menginspirasinya untuk menjadi penulis. Pada 1993, saat masih menjadi mahasiswa Jurusan Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI), Agus mementaskan monolog ”Orez”. Pentas tersebut didasarkan pada salah satu cerpen Budi dengan judul yang sama. Karya itu ada pada kumpulan cerpen Orang-Orang Bloomington.

Beberapa tahun kemudian, Agus adalah penulis yang dibimbing Budi Darma dalam program Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera). Dalam forum itulah dia akhirnya berkenalan langsung dengan sang idola. Agus pun lantas bercerita bahwa dirinya pernah menggubah cerpen Orez menjadi lakon monolog.

”Beliau bertanya, menurut saya Orez itu bagaimana,” kata Agus kepada Jawa Pos kemarin. Dengan bebas, dia pun menceritakan apa-apa saja yang dia lakukan pada naskah tersebut. ”Pak Budi bilang, ’Wah, begitu ya?’” imbuh Agus. Tidak ada penghakiman saat itu.

Memang, dalam berbagai kesempatan wawancara, Budi Darma selalu menegaskan bahwa dirinya bukanlah penulis yang gemar membaca ulang karya-karya lama yang dia ciptakan. Salah satu alasannya adalah agar tidak terganggu dengan keinginan untuk menyempurnakan karya itu. Biarkanlah yang sudah menjadi milik publik sebagai karya berproses sebagaimana mestinya.

Agus mengatakan bahwa Budi Darma bukanlah sastrawan yang sok. Penulis Cerita buat Para Kekasih tersebut menyaksikan sendiri sikap rendah hati Budi. ”Beliau tidak pernah menegaskan diri sebagai ahli dalam bidang kesusastraan. Meskipun, sudah barang tentu, beliau adalah begawan sastra,” kenangnya.

Agus pernah mencandai Budi Darma tentang Orang-Orang Bloomington. Dia mengatakan bahwa karya adalah gambaran penulisnya. ”Jangan-jangan pernah punya pengalaman perundungan?” ujarnya setengah bertanya kepada Budi Darma. Tapi, Budi Darma menepis anggapan itu.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.