Dari Marauke Papua, Mentan SYL Tingkatkan RMU untuk Targetkan Ekspor

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bertekad meningkatkan kualitas Rice Milling Unit (RMU) atau penggilingan padi hingga menghasilkan beras kualitas premium, sehingga beras Merauke bisa naik kelas ekspor.

Untuk menunjang ini, akselerasi sektor pertanian dari hulu hingga hilir di Kabupaten Merauke harus segera diwujudkan, yakni mulai dari budidaya benih dilanjutkan panen, pascapanen, pengolahan hasil, packaging hingga penentuan market place harus terus dikembangkan guna memasarkan produksi hasil pertanian yang berdaya saing ekspor.

“Kami datang ke sini ingin melihat bagaimana setelah budidaya tanam padi dan lainnya, maka selanjutnya petik olahnya seperti apa. Nah, kita bisa lihat di sini TNI juga ikut memberikan supportnya. Saya dan Bapak Bupati tentu menopang ini dan tentu kita berharap ini marketnya bisa meningkat,” ujar Mentan SYL usai meninjau RMU di SP3 Tanah Miring Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, Jumat (3/9).

Mentan SYL meminta keseluruhan proses hulu-hilir dikorporasikan dengan baik untuk menghasilkan akselerasi yang makin tinggi. Dalam membantu petani pada aspek permodalan, pihak perbankan juga diminta untuk terus menggulirkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para petani.

“RMU-nya luar biasa Bapak Bupati dan itulah gunanya saya datang ke sini bersama full tim dan kita lihat apa yang bisa kita lakukan di sini. Semua pikiran kita untuk rakyat, untuk negeri, untuk bangsa. Oleh karena itu, di bawah pimpinan Bapak Bupati semua harus bergerak,” jelasnya.

Pada kunjungan ini, SYL mengharapkan agar kualitas yang dihasilkan dapat terus ditingkatkan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pangan nasional bahkan menembus pasar ekspor. Peningkatan kualitas padi yang dihasilkan petani tentunya dilakukan dengan penggunaan benih unggul yang sesuai.

“Saya sependapat dengan Bapak Bupati, ini harus naik kelas, jadi kita naikkan-lah. RMU ini memang sudah bagus banget ini, tapi saya merasa harus naik kelas lagi. Di sini masih jual beras 8 ribu per kg, karena ini masih beras medium dan saya mau kita sampai premium, sehingga sampai diekspor pun boleh ke Papua Nugini,” ucap SYL.

Petani millenial sekaligus pemilik RMU, A Manullang mengatakan, saat ini telah mengembangkan inovasi dryer di Kabupaten Merauke yang selama ini menjadi kendala petani usai melakukan panen raya. Sebelumnya, hasil panen petani dikeringkan secara manual dan sangat ditentukan cuaca dan hal tersebut turut mempengaruhi kualitas panen.

“Inovasi dryer ini diapresiasi masyarakat karena sangat membantu mereka. Dulu, petani panen dengan combine dan hasil panen dibawa ke rumah untuk dijemur. Namun saat ada hujan, gabah terkena air, maka petani keringkan lagi. Tapi saat digiling, berasnya hancur,” ucap Manullang.

Petani Merauke mengharapkan dryer bisa disediakan secara merata di setiap distrik, kampung bahkan RT maupun RW guna menyelesaikan kendala petani pada pascapanen dan menjamin peningkatan kualitas beras.

“Saat ini RMU ini berkapasitas 15 sampai 25 ton per hari. Namun saat ini kita bersama salah satu petani binaan kita sudah membuat pengering-pengering di setiap kecamatan seperti Semangga, Tanah Miring, Kurik sudah kita buat. Ke depan kita bersinergi dalam mengembangkan sektor pertanian,” tutup Manullang.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.