Dukung Industri Furniture, Menperin Sambangi Pabrik di Sidoarjo

oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan kunjungan kerja ke Sidoarjo, Jawa Timur, pada Selasa (25/5). Menteri mengunjungi PT Woodone Integra Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur.

Di pabrik pengolahan kayu menjadi pintu itu, Agus turut meresmikan kantor baru. Dalam kesempatan itu, menteri mengatakan, saat ini, investasi industri pengolahan kayu (woodworking) di Tanah Air terus tumbuh. Bahkan meningkat hingga Rp 255,8 miliar.

”Penambahan investasi menunjukkan bahwa produktivitas industri pengolahan kayu dalam negeri tetap bergairah. Sekaligus menandakan permintaan atau demand di sektor itu terus tumbuh,” jelas Agus.

Secara keseluruhan perusahaan itu memproduksi barang bangunan dari kayu dan komponen bahan bangunan dari kayu yang meliputi wooden step, pintu kayu, stair riser, kusen kayu, list kayu atau architrave dan plinth kayu atau skirting. Dengan produk utama saat ini adalah pintu kayu dengan kapasitas produk 35.000 set per bulan.

Menperin Agus menuturkan, selama ini, perkembangan permintaan global produk industri furnitur dan woodworking sangat menjanjikan. Baik di dalam negeri maupun untuk ekspor.

”Pada ekspor produk furnitur 2020 (HS 9401-9403) mengalami peningkatan dengan nilai USD1,91 miliar atau meningkat 7,6 persen dari 2019 yaitu senilai USD1,77 miliar,” terang Agus.

Dari jumlah tersebut, Indonesia berada di deretan eksportir produk-produk funitur besar seperti Tiongkok, Jerman, Polandia, Italia, dan Vietnam. Negara-negara tujuan ekspor terbesar furnitur Indonesia pada 2020 adalah AS, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman.

Pada ekspor produk woodworking, khususnya pintu (HS 4418.20), pada 2019, Indonesia juga masih berada pada deretan eksportir terbesar pintu dunia seperti Tiongkok, Kanada, Polandia, Brazil, dan Jerman.

”Pada 2020, Indonesia berada di urutan enam besar pengekspor pintu dengan negara tujuan ekspor Inggris, Amerika Serikat, Belanda, Australia, dan Afrika Selatan,” papar Agus.

Mengenakan kemeja putih, Menperin Agus didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berkeliling ke seluruh bagian pabrik. Dia mengaku kagum dan berjanji akan terus memberikan atensi lebih pada industri kayu di Jawa Timur.

”Industri di Jatim sangat penting. Kontribusi besar. Rata-rata 30 persen. Di bawah Jawa Barat. Kemenperin akan beri atensi besar pada sektor industri manufaktur di Jatim. Supaya tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang,” ucap Agus.

Sementara itu, dalam upaya menjaga tetap stabilnya demand di dalam negeri, Agus mengatakan, pemerintah akan terus memberikan stimulus fiskal dan moneter yang jumlahnya lebih tinggi dari implementasi saat krisis 2008.

Terkait belanja rumah tangga, dia menjelaskan, pandemi mengakibatkan fenomena reorganisasi signifikan belanja rumah tangga. Yakni peralihan dari hiburan, pariwisata, dan transportasi, ke sektor lain seperti produk teknologi dan kebutuhan menata atau renovasi rumah.

”Pola belanja furnitur dan renovasi rumah, termasuk pintu melalui gawai atau belanja online juga mengalami kenaikan yang sangat signifikan,” jelas Agus.

Pergeseran pola belanja dan peningkatan belanja online akibat pandemi semestinya menjadi peluang peningkatan pasar bagi industri furnitur dan woodworking. Seperti yang dilakukan PT Woodone Integra Indonesia.

”PT Woodone Integra Indonesia telah memahami besarnya pasar konsumen dalam negeri maupun pasar ekspor. Dukungan bahan baku dan permesinan yang canggih, efisien dan ramah lingkungan diharapkan menunjang kelancaran produksi,” kata Agus.

Guna mendorong tumbuhnya investasi pada industri furnitur di tanah air, Kementerian Perindsutrian terus memberikan fasilitas kemudahan iklim berusaha. Terutama antisipasi penyediaan faktor-faktor produksi utama yaitu bahan baku, modal, dan tenaga kerja.

Instrumen-instrumen kebijakan pemerintah dalam rangka mengembangkan industri furnitur dan woodworking antara lain, memfasilitasi pusat logistik bahan baku, program revitalisasi mesin atau peralatan, fasilitasi politeknik furnitur, program pengembangan desain furnitur, insentif tax holiday, tax allowance, super deduction tax untuk reseach and development (R&D) dan vokasi, penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), serta Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

”Ketersediaan bahan baku yang melimpah sebagai comparative advantage, serta didukung dengan kemudahan iklim berusaha melalui UU 11/2020 tentang Cipta Kerja diharapkan juga dapat mewujudkan industri yang menghasilkan nilai tambah tinggi, berdaya saing global, dan berwawasan lingkungan,” ujar Agus.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.