Gubernur Anies Sebut Jaklingko Jadikan Warga Jakarta Lebih Sejahtera

oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim program Jaklingko yang dibentuk sejak 2018 menjadikan warga Jakarta lebih sejahtera. Hal itu karena, dengan tarif Rp 5.000 per tiga jam melalui kartu Jaklingko, penumpang bisa naik angkutan umum seperti Transjakarta dan angkutan perkotaan (angkot) berkali-kali tanpa ada biaya tambahan.

”Di Jakarta ini hampir bisa dikatakan pengeluaran keluarga bisa sampai 30 persen untuk transportasi. Jadi, terima uang bulanan itu 30 persennya bisa habis untuk transportasi,” kata Anies seperti dilansir dari Antara, Kamis (1/4).

Selain lebih hemat, lanjut Anies, Jaklingko juga mendorong masyarakat beralih naik angkutan umum, terutama bus Transjakarta.

Pada akhir 2016, jumlah penumpang Transjakarta mencapai 340.000 orang per hari, kemudian pada 2020 naik 3,5 kali lipat menjadi satu juta lebih penumpang.

”Kalau armada kami tambah, artinya punya uang. Tapi kalau penumpang itu tambah artinya ada perubahan perilaku warga Jakarta. Dari naik kendaraan pribadi berubah menjadi naik kendaraan umum,” terang Anies.

Dengan perubahan itu, lanjut dia, biaya hidup warga menurun karena pengeluaran mereka untuk transportasi jauh lebih rendah. Dengan kata lain, mereka bisa lebih sejahtera karena anggarannya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain.

Sistem Jaklingko itu, kata Anies, tidak hanya menguntungkan masyarakat, tapi juga para sopir dan pemilik kendaraan yang pendapatannya lebih pasti. Sebab, Pemprov DKI telah membayarnya berdasar satuan kilometer. Sopir tidak perlu mengejar setoran, untuk pemilik kendaraan akan merasa tenang karena mobilnya lebih terawat melalui pendapatan yang terprediksi dengan baik.

”Untuk angkot misalnya dalam kerja sama dengan Jaklingko mereka tidak lagi dihitung pendapatannya berdasarkan jumlah penumpang, tapi dihitung berdasar kilometer per hari, sehingga angkotnya tidak ngetem. Karena dia ditargetkan satu hari sekian kilometer, misalnya minimal 90 km maksimal 110 kilometer, itu tidak boleh lebih dan kurang. Jadi, ada penumpang atau tidak ada penumpang dia akan berkeliling terus,” ucap Anies.

Anies menjelaskan, penamaan Jaklingko memiliki makna Jakarta, sedangkan kata Lingko diambil dari bahasa daerah Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang artinya sistem distribusi irigasi persawahan berbentuk jaring laba-laba.

”Bahasa itu kami usulkan untuk diadopsi menjadi bahasa Indonesia. Alhamdulillah sekarang sudah diakui sebagai bahasa Indonesia jadi Jaklingko. Dengan Jaklingko ini seluruh operator angkot semuanya, termasuk bus menengah semuanya beroperasi dalam satu sistem,” terang Anies.

Saksikan video menarik berikut ini:

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.