Honor Ketua RT di Surabaya Rp 1 Juta, Ketua RW Rp 1,25 Juta

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – ”Saya bermimpi menjadikan Surabaya jauh lebih hebat. Kota yang hebat adalah kota yang RT, RW, serta LPMK kompak membantu warga,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi.

Harapan itu disampaikan Eri saat bertemu dengan perwakilan RT, RW, dan LPMK, Rabu (7/4). Dia bertekad meningkatkan kinerja garda terdepan pelayanan warga tersebut. Untuk memacu kerja keras tersebut, pemkot memberikan apresiasi.

Apresiasi itu diwujudkan lewat pemberian biaya operasional. Mulai saat ini, honor RT, RW, serta LPMK ditingkatkan. Persentase penambahan itu cukup besar. Mencapai 100 persen. Contohnya, ketua RT. Sebelumnya, biaya operasional pemimpin paling rendah di wilayah itu mencapai Rp 550 ribu per bulan. Sejak kemarin, honor ketua RT ditingkatkan menjadi Rp 1 juta per bulan.

Ketua RW juga mendapatkan perhatian. Besaran biaya operasional dinaikkan. Dari Rp 600 ribu per bulan menjadi Rp 1.250.000 per bulan. Untuk ketua LPMK, biaya operasional yang diterima meningkat pesat menjadi Rp 1,5 juta. Bertambah Rp 800 ribu dari besaran sebelumnya. Semula, nominal yang didapatkan Rp 700 ribu.

Insentif itu diberikan setiap bulan. Teknisnya, pemkot menyetorkan biaya operasional tersebut lewat rekening.

Dengan begitu, pemberian tepat sasaran. ”Mulai hari ini (kemarin, Red), seluruh ketua RT, RW, dan LPMK mendapatkan tambahan biaya operasional,” terangnya.

Setelah mendapatkan apresiasi tersebut, pemkot meminta garda terdepan pelayanan itu bekerja keras. Tugasnya hanya satu. Yaitu, membantu warga. Tugas berat sudah menunggu. Eri menerangkan tugas tersebut. Misalnya saja, ketua RT. Ke depan, dia bertekad seluruh pelayanan harus berhenti di meja RT. Tidak sampai ke kelurahan. Contohnya, pendataan warga yang tidak mampu.

RT harus ikut turun menuntaskan persoalan tersebut. Warga yang lemah ekonomi dimasukkan dalam data masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kedua, pengurusan administrasi kependudukan. Misalnya, cetak dan rekam e-KTP. Pemkot bertekad warga tidak perlu lagi jauh-jauh mengurus ke kelurahan. Bahkan sampai kecamatan dan Siola. Cukup berkunjung ke rumah RT.

Selanjutnya, data RT, RW, serta LPMK itu nanti diverifikasi. Yang memang membutuhkan bantuan disampaikan kepada pemkot. ”Ketua RT, RW, serta LPMK memasukkannya ke data pemkot,” katanya.

Penanganan Covid-19 juga menjadi perhatian. RT, RW, serta LPMK juga memiliki peran vital menjaga wilayahnya. Diharapkan, virus korona tidak lagi merebak.

Eri meminta para pemimpin wilayah itu bekerja sama dengan pemkot. Setiap penanganan yang dilakukan RT, RW, dan LPMK wajib bersinergi dengan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19. ”Taman saya buka. Yang menjaga warga. Ketika ada lonjakan kasus Covid-19, saya akan menutup lagi sampai pandemi berakhir,” paparnya.

Tambahan biaya operasional itu diberikan hingga akhir tahun. Pemkot akan mengevaluasi serta memantau RT, RW, dan LPMK bekerja sesuai dengan tupoksi masing-masing. Ketika semua berjalan optimal, Eri berjanji kembali memberikan apresiasi.

Baca Juga: Baru Mulai Vaksinasi Lansia dengan Sinovac, Tiongkok Disebut Main Aman

Yakni, menambah lagi besaran biaya operasional. Teknisnya, anggaran OPD dialihkan untuk menambah honor garda terdepan pelayanan tersebut. ”Namun, ketika tidak berjalan, kami lakukan evaluasi,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua RW 16 Peneleh Heri Cahyono menyambut baik tambahan biaya operasional tersebut. Dengan apresiasi itu, dia bakal lebih giat bekerja. ”Tugas kami adalah melayani warga yang membutuhkan,” tuturnya. 

Saksikan video menarik berikut ini:

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.