Investor Baru Masuk, Pemain Bintang Tidak Sungkan Turun ke Divisi 2

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Selama ini pamor Liga 2 tidak segemerlap Liga 1. Persaingan kasta teratas jauh lebih menarik untuk disimak ketimbang melihat sikut-sikutan di divisi kedua.

Namun, hal itu tidak berlaku untuk musim 2021. Liga 2 sangat layak dinanti. Faktor utama tentu saja masuknya para investor baru di divisi kedua sepak bola tanah air tersebut.

Sebut saja Raffi Ahmad di Rans Cilegon FC, Kaesang Pangarep bersama Persis Solo, dan terbaru tentu saja pengusaha papan atas Malaysia Norizam Tukiman yang mengakuisisi PSPS Pekanbaru.

Bersamaan dengan masuknya investor itu, para pemain bintang tak sungkan untuk turun divisi. Di Persis, sederet pemain Liga 1 bergabung. Sebut saja striker naturalisasi Alberto Goncalves, kapten Persela Eky Taufik, juga kapten Persiraja Fery Komul.

Dewa United malah memiliki dua kiper berkualitas dari Liga 1. Yaitu, Shahar Ginanjar dan Rivky Mokodompit. Mereka rela bermain di Liga 2 karena persaingan memang bakal lebih ketat untuk memperebutkan slot promosi ke Liga 1.

Apalagi jika Liga 1 berjalan tanpa degradasi. Hanya akan ada dua slot bagi tim Liga 2 untuk promosi ke kasta teratas.

Bagaimana jika salah satu dari tim dengan investor anyar itu gagal promosi? Mereka mengaku akan tetap konsisten dan tidak akan meninggalkan bisnisnya di sepak bola.

’’Tim yang kami bentuk bukan hanya untuk satu atau dua tahun, tapi juga untuk jangka panjang,’’ kata Chairman Rans Cilegon Raffi Ahmad.

Buktinya, mereka sudah berencana membangun training ground. Dana untuk pembangunan juga sudah disiapkan, yakni mencapai Rp 300 miliar. Nah, hal serupa terjadi di PSG Pati.

Presiden PSG Pati Saiful Arifin bahkan sudah membangun training ground di atas lahan seluas 15 hektare. ’’Secara khusus, kami ingin memajukan sepak bola Pati. Kemudian berkontribusi bagi sepak bola nasional,’’ kata pria yang akrab disapa Safin itu.

Hadirnya klub ’’kaya’’ tersebut membuat tim tradisional seolah tersingkirkan. Sebut saja PSMS Medan dan Sriwijaya FC. Padahal, jika menilik sejarah, kedua tim tentu saja layak disebut jadi kandidat untuk promosi ke Liga 1.

Lalu, bagaimana tanggapan mereka dengan hadirnya tim dengan investor baru itu? Mereka cukup santai. ’’Semua tim siap berlomba menunjukkan yang terbaik. Ini jadi semangat baru di Liga 2,’’ kata Sekretaris Tim Sriwijaya FC Faisal Mursyid.

Dia malah berharap kehadiran klub-klub tersebut bisa berdampak positif. ’’Kami harap ada perlakuan adil antara klub Liga 2 dan Liga 1. Kami ingin market value Liga 2 dan Liga 1 meningkat,’’ harapnya.

Sementara itu, bagi PSMS, klub-klub baru tersebut dianggap saingan yang cukup berat. Sebab, mereka sudah berani menggelontorkan dana besar bahkan sebelum kompetisi dimulai.

Dia mencontohkan jika pengeluaran klub adalah Rp 500 juta per bulan. ’’Kalau dihitung sejak Januari, berarti setiap klub sudah mengeluarkan uang Rp 2,5 miliar. Padahal, mereka belum tahu subsidi yang didapat berapa,’’ kata Sekretaris Umum PSMS Julius Raja.

Sejatinya, baik PSMS maupun Sriwijaya FC sama-sama berpeluang mendapat investor baru dari kalangan artis. Sriwijaya sudah melakukan komunikasi dengan Atta Halilintar. Sedangkan PSMS berharap bisa diakuisisi Rizky Billar. Sayang, sampai saat ini belum ada deal yang terjadi.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.