Kasus Positif Turun Drastis di Bali, Disebut Imbas Isolasi Terpusat

oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Kasus positif Covid-19 di Provinsi Bali kembali turun. Pada Minggu (22/8), kasus terkonfirmasi positif sebanyak 583 orang, sembuh 1.055, dan meninggal dunia 52 orang. Hal itu sebagai pengaruh dari digalakkannya isolasi terpusat bagi mereka yang tanpa gejala.

”Covid-19 di Provinsi Bali, terkonfirmasi 583, sembuh 1.055, dan meninggal 52,” jelas Sekretaris Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali I Made Rentin seperti dilansir dari Bali Express (Grup JawaPos) pada Minggu (22/8).

Kasus terkonfirmasi tersebut menurun dari sehari sebelumnya. Yakni terkonfirmasi 849 orang, sembuh 1.197, dan meninggal dunia 57 orang. Menurut Rentin, tren positif itu seiring dengan aktifnya Satgas Covid-19 Provinsi Bali bersama TNI dan Polri menggalakkan isolasi terpusat (isoter) dalam beberapa hari terakhir.

”Kasus aktif saat ini didominasi orang tanpa gejala (OTG) atau gejala ringan. Ini ditunjukkan dengan jumlah pasien isoter yang diperkirakan sudah lebih banyak daripada pasien isoman, sedangkan pasien yang dirujuk di RS jauh lebih rendah dibandingkan pasien isoter/isoman,” papar Rentin.

Dia menambahkan, untuk terus mendorong tren yang baik itu, Satgas Covid-19 Provinsi Bali tetap mengimbau masyarakat yang menjalankan isoman secara sadar pindah ke isoter yang telah disiapkan pemerintah daerah. Supaya pandemi menjadi lebih cepat terkendali.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali Ketut Suarjaya menyebut, capaian vaksinasi Bali yang tinggi mampu menekan jatuhnya korban jiwa. Sebanyak 90 persen dari total pasien Covid-19 di Bali yang meninggal merupakan pasien yang belum mendapat vaksinasi. Nah, 10 persen pasien yang meninggal dan sudah mendapat imunisasi itu adalah pasien dengan penyakit bawaan atau terlambat mendapat pertolongan.

”Sehingga persentase kematian pasien Covid tanpa imunisasi di Bali sangat tinggi,” jelas Ketut.

Menurut dia, varian delta yang sudah masuk Bali memberi andil besar. Varian itu sangat berbahaya karena penyebarannya sangat cepat. Sehingga, bisa menularkan secara cepat, terutama di lingkungan keluarga.

Dia mengakui, aktivitas kerumunan orang di beberapa wilayah di Bali masih sangat tinggi. Penyebab lain tingginya angka penularan Covid-19 di Bali adalah masih tingginya aktivitas di pasar tradisional.

Per Sabtu (21/8), capaian vaksinasi di Bali untuk dosis pertama sudah menembus 104,47 persen dari target 2.996.060 penduduk atau sudah 3.130.104 orang memperoleh vaksinasi. Sedangkan vaksin dosis kedua baru diterima sebanyak 1.589.006 orang (53, 04 persen). Artinya tinggal sedikit lagi bisa mencapai herd immunity (70 persen) dan vaksin 3 sebanyak 21.940.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.