Ketahui 5 Jenis Pengobatan Kanker Paru, Termasuk Imunoterapi

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Pasien kanker paru harus tetap semangat untuk menjalani pengobatan. Mereka diminta untuk tetap memiliki rasa optimis sebab beberapa metode pengobatan dan teknologi semakin maju.

Data GLOBOCAN 2020 melaporkan bahwa kematian karena kanker paru di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 18 persen selama dua tahun terakhir. Adanya peningkatan tersebut dan risiko terpapar Covid-19 yang besar pada pasien mengharuskan penanganan kanker paru menjadi prioritas nasional. Sayangnya, masih ada pasien yang belum bisa mengakses pengobatan.

Dalam webinar bersama Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru (IPKP), #LungTalk kali ini bertajuk ‘K’ Yang Terlupakan: Akses Pengobatan Kanker Paru di Masa Pandemi, pasien kanker paru diedukasi dengan berbagai pengobatan yang bisa dilakukan.

Anggota Pokja Onkologi Toraks Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Sita Laksmi Andarini, PhD, Sp.P(K) mengatakan, dalam meningkatkan kualitas hidup pasien yang lebih baik, pengobatan kanker paru telah tersedia di Indonesia dengan mengikuti panduan tatalaksana kanker paru dari PDPI sesuai dengan pedoman internasional. Apa saja?

Yakni ada lima jenis pengobatan yaitu pembedahan, radioterapi, kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi. Menurutnya, terobosan dalam teknologi penanganan kanker paru terus berkembang dan tersedia di Indonesia dapat meningkatkan rata-rata angka harapan hidup atau median overall survival rate. Serta kualitas hidup penderita kanker paru di Indonesia sesuai dengan guidelines internasional.

“Selain itu, pasien kanker paru juga disarankan untuk mengkonsultasikan kebutuhan vaksinasi Covid-19 dengan ahli medis agar mendapatkan penanganan dan pengawasan yang ketat,” katanya dalam webinar, Minggu (22/8).

Efektivitas Imunoterapi

Menurut dr. Sita, sistem kerja dari pengobatan imunoterapi ini adalah langsung menyasar atau menghambat pertemuan sel imun yang kerap dimanfaatkan oleh sel kanker untuk menghindari serangan dari sistem imun atau daya tahan tubuh. Dengan begitu, sistem kekebalan pada penderita kanker akan jauh lebih aktif untuk melawan sel kanker tersebut.

Imunoterapi diharapkan dapat menjawab kebutuhan penyintas dan dapat menekan laju pertumbuhan angka beban kanker paru. Menurutnya, pengobatan imunoterapi sendiri memiliki sistem kerja yang langsung menyasar atau menghambat pertemuan sel imun yang kerap dimanfaatkan oleh sel kanker untuk menghindari serangan dari sistem imun atau daya tahan tubuh.

Dengan begitu, sistem kekebalan pada penderita kanker akan terlatih kembali untuk aktif membunuh sel-sel kanker tersebut. Imunoterapi diharapkan dapat menjawab kebutuhan penyintas dan dapat menekan laju pertumbuhan angka beban kanker paru.

“Akses penyintas kanker paru terhadap pengobatan inovatif seperti terapi target dan imunoterapi harus ditingkatkan, sehingga penyintas mendapatkan jaminan akses terhadap pengobatan kanker paru yang terbaik,” katanya.

Ketua Umum CISC Cancer Information & Support Centre dan salah satu Penggagas Gerakan Nasional IPKP, Aryanthi Baramuli Putri, mengutarakan bahwa gerakan nasional ini juga merupakan wadah yang tepat bagi para penyintas untuk menyampaikan aspirasi mereka agar dapat lebih didengar oleh para pemangku kepentingan terkait. “Terutama dalam hal kemudahan pasien kanker untuk mengakses pengobatan terbaik di kondisi penuh tantangan di masa pandemi ini,” tutup Aryanthi Baramuli Putri.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.