Kuasai Bola Cuma 29,9 Persen, Lepas dari Tekanan, Lolos ke Final

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Timnas Italia di tangan Roberto Mancini diklaim telah meninggalkan catenaccio atau strategi yang menitikberatkan pertahanan.

Hal tersebut mengacu pada streak 32 pertandingan tidak terkalahkan sebelum menghadapi Spanyol dalam semifinal Euro 2020 kemarin (7/7). Rata-rata penguasaan bola Gli Azzurri berada di atas 50 persen.

Nyatanya, saat memastikan tiket final Euro 2020, Italia bak kembali ke wajah yang sebenarnya. Giorgio Chiellini dkk yang biasanya mendominasi penguasaan bola, termasuk saat menghadapi ranking pertama dunia Belgia di perempat final (3/7), hanya mampu mencatat 29,9 persen ball possession melawan Spanyol (versi WhoScored).

Italia beruntung menjalani adu penalti. Dalam babak tos-tosan tersebut, Gli Azzurri berhasil mengalahkan Spanyol dengan skor 4-2 setelah skor masih seri 1-1 sampai babak tambahan waktu.

Atas penampilan Italia di Wembley Stadium kemarin, media-media Spanyol pun menghujaninya dengan kritik tajam. Rata-rata menyebut La Furia Roja bermain lebih bagus dan semestinya berhak lolos. ”Mancini hanya bermain untuk mempertahankan kemenangan,” tulis surat kabar El Pais dalam salah satu artikelnya.

”Italia menciptakan gol yang luar biasa dari (Federico) Chiesa. Lalu balik ke tradisi lamanya, catenaccio,” kritik Gary Lineker, pandit BBC sekaligus mantan bomber Inggris.

Setelah gol Chiesa pada menit ke-60, Italia memang hanya mencatat tiga tembakan ke gawang kiper Spanyol Unai Simon. ”Mancini sukses mengelabui Spanyol yang berharap Italia bermain terbuka sebagaimana permainan yang ditunjukkan selama Euro (2020),” sindir Lineker.

Berbicara kepada Rai Sport, Mancini menolak anggapan timnya bermain defensif. ”Catenaccio? Tidak, kami tidak merencanakannya. Bahkan, kami seharusnya bisa memimpin 2-0,” ucap Mancini.

Gara-gara tak ada Leonardo Spinazzola yang dipulangkan karena cedera pecah tendon achilles kaki kiri, Italia tak mempunyai fullback yang bisa membantu serangan. Chiellini, Leonardo Bonucci, Giovanni Di Lorenzo, serta Emerson Palmieri dan penggantinya, Rafael Toloi, tidak punya kapabilitas untuk memainkan sepak bola menyerang.

Menurut La Gazzetta dello Sport, statistik penguasaan bola Italia yang sangat rendah, versi UEFA pun masih 35 persen, adalah fakta bahwa Gli Azzurri dominan bertahan.

Kiper Italia Gianluigi Donnarumma turut mengklaim bahwa Spanyol tampil lebih menggila. Permainan ofensif lini tengah Spanyol yang diisi Pedri, Koke/Rodri, dan Sergio Busquets/Thiago Alcantara mengungguli centrocampista Italia yang dihuni Jorginho, Marco Verratti/Matteo Pessina, dan Nicolo Barrela/Manuel Locatelli.

”Kami angkat topi kepada Spanyol yang sudah memberi kami kesulitan yang nyata dalam semifinal ini,” tutur Gigio –sapaan akrab Donnarumma– kepada Sky Sport Italia.

Sementara itu, entrenador Spanyol Luis Enrique mengaku sudah mengantisipasi kesulitan untuk menembus pertahanan kukuh Italia. Dia melihat susahnya bomber timnas Belgia Romelu Lukaku kala mencoba menerobos pertahanan Bonucci-Chiellini.

”Rencana kami sejatinya sudah sangat matang. Kami juga bermain sangat bagus. Hanya, itu (adu penalti) telah menggagalkan kami,” tuturnya kepada Marca.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: admin

Gambar Gravatar
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.