Kukuk Soeharno Mengumpulkan Lagi setelah 1.500 Koleksi Ludes Terbakar

oleh
oleh

[ad_1]

Kecintaan Kukuk pada miniatur mobil dirasakan sejak kecil. Melihat ayahnya yang keren mengendarai mobil, Kukuk ingin mengendalikan mobilnya sendiri. Itulah mengapa koleksi die-cast miliknya hanya mobil realis di jalanan Indonesia.

’’ZAMAN masih kecil kan belum bisa nyetir sendiri, jadi minta aja mau mobil yang seperti itu,’’ ucap Kukuk mengenang masa kecilnya. Dia mulai membeli miniatur mobil sejak duduk di bangku SD. Memainkan mobil-mobil mini di meja selalu jadi mood booster. Berjam-jam bisa dihabiskan hanya untuk mendorong mobil-mobilan itu maju mundur, ke kanan dan kiri.

Sampai ketika dewasa dan sudah bekerja, dia masih punya rasa excited yang sama setiap memainkan koleksi miniatur mobil miliknya. ’’Kalau lagi sumpek gitu, ngelirik lemari kaca, terus aku keluarkan satu-satu,’’ tuturnya, kemudian terkekeh. Menata satu per satu mobilnya saja sudah membuatnya lebih tenang dan rileks.

Kebiasaannya tersebut juga selalu diikuti komentar dari sang ibu. ’’Hmm, lapak e wis ditoto yo,’’ ucap Kukuk menirukan ibunya. Kalau sudah begitu, satu hingga dua jam akan berlalu digunakan Kukuk untuk me time sembari membersihkan koleksinya.

Jika dihitung-hitung, koleksi Kukuk sudah mencapai 350 buah saat ini. Masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah koleksi seharusnya. Pada 2001, Kukuk kehilangan 1.500 item die-cast saat rumahnya habis terbakar. ’’Benar-benar semuanya habis. Alhamdulillah, semua penghuni sedang di luar rumah, jadi hanya barang-barang yang habis terbakar,’’ kenangnya.

Setelah itu, Kukuk baru mulai mengoleksi setelah 3 tahun kejadian kebakaran. ’’Awalnya sih merasa sudah tidak pengin lagi. Tapi, namanya hobi ternyata nggak bisa dipendam lama-lama,’’ jawabnya dengan senyum lebar. Sejak 2004 sampai sekarang, Kukuk terus menambah koleksinya.

Kebanyakan memang dibeli secara langsung di toko-toko mainan. Kukuk tak punya jadwal khusus untuk belanja. Lebih sering hanya menemani keponakannya jalan-jalan, eh malah dia sendiri yang belanja. ’’Untung, yang dicari beda. Dia (keponakan, Red) lebih suka mobil-mobilan remote control. Jadi nggak rebutan,’’ sambungnya, kemudian tertawa.

Dua koleksi yang paling disukainya adalah miniatur Hummer H2 dan Land Cruiser FJ40. Keduanya termasuk paling sulit dicari. ’’Hummer H2 ini sebenarnya bukan jenis langka. Tapi, entah kenapa sulit sekali aku dapatnya,’’ jelasnya saat ditemui di Lenmarc Mall pada Kamis (2/9).

Berbeda dengan Land Cruiser FJ40 yang dimilikinya. Miniatur jenis tersebut memang langka. Harganya juga paling mahal. ’’Sekitar Rp 1 juta. Kadang kalau ingat harganya, mikir, ngapain ya mau keluar duit segitu? Tapi, kalau ada lagi, ya mau beli lagi sih, hahaha,” tuturnya.

Land Cruiser FJ40 memang punya kenangan tersendiri bagi Kukuk. Mobil tersebut pernah dimiliki almarhum ayahnya. Saat ayahnya meninggal, mobil tersebut kemudian dijual. ’’Makanya, sekarang punya satu, rasanya kurang. Mau cari warna hijau,’’ imbuhnya. Sayang, sampai saat ini dia belum menemukan miniatur keinginannya tersebut.

Selain Land Cruiser FJ40, Kukuk mengoleksi beberapa mobil kenangan masa kecilnya. Di antaranya, VW Combi dan VW Kodok. Sebenarnya, Kukuk juga mengidam-idamkan miniatur mobil GAZ. Lebih spesifik, classic GAZ 69 buatan Rusia, yang juga pernah dimiliki sang ayah. ’’Tapi, karena buatan Rusia ini kan tidak umum, ya. Kalau ada yang produksi (miniaturnya, Red), jelas aku langsung beli!’’ ucapnya.

Kukuk hanya membeli mobil yang banyak ditemui di sekitarnya. Dia tak membatasi tahun pembuatan tertentu atau merek tertentu. Ukurannya juga cukup bervariasi, dari skala 1:46, 1:60, hingga 1:88. ’’Kalau brand, memang hanya beli dari Majorette, Tomica, sama Matchbox,’’ imbuhnya.

MERAWAT DIE-CAST ALA KUKUK

– Disimpan di ruang tertutup seperti etalase kaca khusus.

– Dibersihkan dengan kanebo halus, 1–2 kali sebulan.

– Saat memainkan die-cast, jangan terlalu sering membuka tutup pintu.

– Pintu dibuka saat mau dibersihkan saja dengan kuas kecil.

– Simpan kotak dan plastik pembungkus untuk menjaga harganya saat ingin trade atau menjualnya.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.