Linmas Surabaya Dalami Berita Kekerasan Anggota pada Anak Remaja

oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Fanhas Al-Rasyid, 15, diduga menerima tindakan represif dari anggota BPB Linmas Surabaya. Tindakan itu dilakukan ketika Fanhas berada di daerah Gundih IV Surabaya pada Rabu (14/4). Saat itu, Fanhas sedang menghindar dari sekelompok remaja yang sedang tawuran.

Rasyidi, ayah Fanhas sekaligus bendahara PWNU Jawa Timur menjelaskan, pada Rabu (14/4) pukul 01.32, Fanhas berkumpul bersama teman-temannya. Rumah Fanhas tidak jauh dari tempat itu.

”Fanhas dan teman-eman memutuskan untuk bermain bola di kawasan Margorukun Gang I. Namun kala itu ternyata lapangan digunakan sejumlah orang untuk bermain badminton. Keinginan untuk bermain bola tidak surut dan berpindah ke kawasan lain yakni di Dupak Grosir,” jelas Rasyidi pada Sabtu (24/4).

Ternyata, di jalan raya wilayah tersebut, sedang terjadi tawuran. Fanhas dan teman-temannya pun menghindari tempat tersebut. Dari pengakuan Fanhas, lanjut Rasyidi, anggota Linmas datang tak lama kemudian. Mereka melakukan penertiban dan pengejaran kepada anak-anak muda yang terlibat tawuran tersebut.

”Dengan mengendarai motor trail, pasukan Linmas mengejar anak-anak yang berbuat onar. Palaku tawuran pun lari. Kejar-kejaran pun terjadi. Pasukan Linmas terus melakukan pengejaran hingga kawasan Gang 4. Sejumlah anak yang sebelumnya tidak terlibat dalam tawuran ikut panik, termasuk anak saya,” kata Rasyidi yang juga Bendahara Umum MUI Jatim itu.

Saat itu, menurut Rasyidi, terdapat beberapa pengendara motor yang melintas. Fanhas pun menumpang. Anggota Linmas masih mengejar dan memberhentikan motor. Kemudian, Fanhas mendapat pukulan dengan helm.

”Parahnya, ketika lewat polisi tidur, Fanhas jatuh dan terseret. Ada luka serius di lututnya. Kepala Fanhas dibenturkan ke bagian belakang motor trail yang terbuat dari besi. Akibatnya, wajah anak saya lebam dan terluka serius,” tutur Rasyidi.

Kemudian, Fanhas dibawa ke Polsek Bubutan Surabaya. Salah seorang anggota polsek sekaligus tim keamanan memperkenankan Fanhas pulang. Rasyid mengaku sudah melaporkan peristiwa itu ke kantor Linmas pada Jumat (23/4). Dia juga sudah bertemu pelaku.

”Yang bersangkutan memperagakan cara memperlakukan anak saya, meskipun apa yang dilakukan dibantah anak saya karena tidak sesuai kejadian. Saya ingin pasukan Linmas yang bertugas mengakui tindakan kekerasan yang dilakukan. Apalagi memperlakukan anak sekecil itu dengan tindakan seperti menangkap seorang penjahat,” tutur Rasyidi.

Namun, dia kecewa karena semua petugas ternyata tidak ada yang mengakui tindakan yang dilakukan. Karena tidak memiliki saksi di tempat kejadian perkara, Rasyidi memilih untuk melakukan visum.

”Hasil visum, anak saya mengalami tindakan kekerasan. Pada saat yang sama, sejumlah saksi sudah saya dapatkan untuk membuktikan tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oknum pasukan Linmas tersebut. Saya mempercayakan kepada Tim LPBHNU Jawa Timur untuk menangani masalah dan memproses tindakan tersebut, bukti CCTV dan saksi kejadian sudah saya serahkan. Besar harapan anak saya akan mendapatkan keadilan,” kata Rasyidi.

Sementara itu, Kepala BPB Linmas Surabaya Irvan Widyanto mengaku sudah mendapatkan laporan dan mendengar kabar tersebut. Untuk saat ini, pihaknya masih berusaha mendalami. ”Masih kami dalami,” ucap Irvan.

Saksikan video menarik berikut ini:

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.