Mengaku Mampu Bersaing, Hamka Hamzah Bisa Jadi Manajer plus Pemain

oleh

[ad_1]

JawaPos.com-Hamka Hamzah adalah pemain yang sarat pengalaman. Dia telah membela belasan klub di Indonesia. Juga Malaysia. Kini, Hamka siap menjalani peran barunya sebagai manajer di Rans Cilegon United FC.

—–

Hamka Hamzah sempat menjadi pembicaraan ketika namanya tak masuk dalam skuad Persita Tangerang untuk berlaga di Piala Menpora 2021. Publik bertanya apakah itu menjadi sinyal dirinya pensiun.

Pertanyaan tersebut terjawab saat Rans Cilegon Football Club melakukan press conference untuk akuisisi Cilegon United Football Club di Pluit Prestige Image Motorcars, Jakarta Utara, Rabu malam lalu (31/3). Nama Hamka diumumkan mengisi posisi manajer tim.

Hamka menuturkan, alasan utamanya mau menjadi manajer karena bisa menjadi contoh bagus bagi para pesepak bola lainnya. Biasanya, pemain yang memutuskan untuk pensiun fokus mengambil lisensi kepelatihan.

Nah, dengan adanya dirinya dan juga Bambang Pamungkas yang sebelumnya menjadi manajer Persija Jakarta, ada opsi lain bagi pemain.

’’Pertama Mas Bambang, kedua saya. Dalam tanda kutip, jadi manajer ini juga kan digaji. Kenapa nggak yang tahu sepak bola dimasukkan menjadi manajer,’’ ujarnya.

Hamka berharap kalangan klub juga memikirkan nasib para pemain. Khususnya yang sudah memberikan kontribusi bagi tim di atas lapangan untuk dijadikan pengurus ketika sudah gantung sepatu. ’’Jadi, tidak semata jadi pelatih saja pilihannya,’’ ucapnya.

Menjadi manajer mungkin tidak serumit pelatih yang mengharuskan memiliki lisensi. Disinggung mengenai pengetahuan sebagai manajer, pengalamannya merumput di banyak klub dengan manajer yang berbeda menjadi pembelajaran berarti bagi pria yang mengantongi lisensi kepelatihan C AFC itu.

Sejauh ini, ada belasan klub yang sempat dibela Hamka di karir profesionalnya. Dari PSM Makassar pada musim 2001−2002 hingga terakhir Persita Tangerang musim 2020. Belum lagi pengalamannya bersama timnas Indonesia. ’’Jadi, saya bisa ambil positifnya bagaimana cara menjadi manajer yang baik,’’ ungkapnya.

Pemain yang identik dengan nomor punggung 23 itu mengaku tidak memiliki figur yang dijadikannya role model. Masing-masing manajer yang pernah bekerja sama dengannya bakal diambil sisi positifnya. ’’Saya akan terus belajar lagi lah,’’ katanya.

Di musim perdananya sebagai manajer, Hamka tidak ingin muluk-muluk. Sebab, berdasar visi dari pemilik klub, Raffi Ahmad dan Rudy Salim, di tahun-tahun awal ini tim lebih ingin bermain baik dan menerapkan fair play. Supaya, ke depannya bisa menjadi contoh. ’’Kalau nantinya lolos ke Liga 1, itu bonus,’’ paparnya.

Karena itu, di musim pertama ini, pihaknya ingin memadukan pemain muda dan berpengalaman. Perihal pemain, dia menyerahkan seluruhnya kepada pelatih Bambang Nurdiansyah yang sudah sangat pengalaman dalam mengorbitkan pemain. ’’Jadi, saya berikan kepercayaan kepada coach karena saya tahu (kualitasnya),’’ tuturnya.

Dalam penentuan pemain, manajemen inginnya sistem seleksi dan tidak ada pemain yang langsung dipilih. ’’Penilaian kami (untuk pemain) sangat tinggi,’’ beber pria kelahiran 29 Januari 1984 itu.

Kurang lebih terdapat 5−6 pemain senior di atas 30 tahun yang disiapkan. Sisanya 25 tahun ke bawah. Ketika ditanya perihal kans dirinya untuk menjadi pemain, Hamka tidak menolak. Dia menjelaskan, selama ini yang ada asisten pelatih merangkap menjadi pemain. ’’Nah, ini mungkin baru satu-satunya manajer merangkap jadi pemain juga,’’ katanya, lalu tertawa.

Di usianya yang sudah menginjak 37 tahun, Hamka merasa masih sanggup untuk berkompetisi. ’’Saya sih masih pengin jadi pemain juga. Masih bisa lah bersaing,’’ ungkapnya seraya kembali tertawa.

Hamka menyebut, keputusan merangkap jadi pemain belum pasti. ’’Nanti diikuti perjalanannya saja. Setiap hari saya akan latihan dan tidak berhenti total,’’ ucap pria yang punya 775 ribu follower di Instagram itu.

Hamka Hamzah
Tempat, tanggal lahir: Makassar, 29 Januari 1984
Posisi: Bek tengah
Tinggi: 183 cm

Karir Junior:
PSM Makassar
Karir Senior:
2001−2002: PSM Makassar (12 kali main, 0 gol)
2002−2003: Persebaya Surabaya (20 kali main, 1 gol)
2003−2005: Persik Kediri (50 kali main, 2 gol)
2005−2008: Persija Jakarta (62 kali main, 5 gol)
2008−2009: Persik Kediri (32 kali main, 3 gol)
2009−2010: Persisam Putra Samarinda (20 kali main, 5 gol)
2010−2011: Persipura Jayapura (19 kali main, 1 gol)
2011−2013: Mitra Kukar (56 kali main, 5 gol)
2013−2014: PKNS (20 kali main, 5 gol)
2014−2015: Borneo FC (23 kali main, 7 gol)
2015−2016: Arema Cronus (30 kali main, 9 gol)
2017: PSM Makassar (30 kali main, 4 gol)
2018: Sriwijaya FC (15 kali main, 4 gol)
2018−2019: Arema FC (45 kali main, 4 gol)
2020: Persita Tangerang (3 kali main, 0 gol)

Karir Timnas:
2002: Timnas U-21 (8 kali main, 0 gol)
2004−2014: Timnas Indonesia (31 kali main, 0 gol)

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.