Menjadi Umat Terbaik Sepanjang Masa

oleh

[ad_1]

Dalam sejarah tercatat, tidak sedikit manusia yang menempuh jalan hidup kurang baik, akhir hayatnya penuh dengan derita.

SEJARAH masa lampau melukiskan matinya Firaun tenggelam di Laut Merah karena hidupnya penuh dengan arogansi, semena-mena, bahkan setiap lahir anak laki-laki diperintahkan untuk dibunuhnya. Qarun yang mempunyai harta kekayaan yang sangat banyak, yang kuncinya saja tidak dapat dipikul oleh orang banyak, matinya ditelan bumi sekaligus dengan hartanya, karena sombong dan sangat kikir.

Hamman seorang politikus andal, matinya menderita luar biasa karena otaknya digerogoti lalat secara perlahan-lahan, disebabkan ia melakukan tipu muslihat dalam permainan percaturan politik. Dan masih banyak contoh lainnya, dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Nah, bagaimana agar kita mampu menjadi umat terbaik dalam menempuh kehidupan di dunia yang fana ini? Pertama, pastikan mempunyai pengetahuan agama Islam yang memadai dan berusaha mempraktikkannya dalam kehidupan. Kedua, berusaha membersihkan diri dan menjaga diri dari perbuatan yang tidak baik. Ketiga, memberikan sandang, pangan, dan papan dengan cara yang halalan thayyiban. Keempat, membangun relasi yang baik dengan Sang Pencipta Allah SWT. Kelima, membangun relasi yang baik dengan sesama manusia. Keenam, tidak membuat kerusakan di muka bumi.

Belajar dari sejarah Nabi Adam AS ketika akan dijadikan khalifah atau pemimpin di muka bumi, terlebih dahulu Allah SWT mengajarinya, membekalinya dengan ilmu pengetahuan yang dilandasi dengan keimanan yang kuat dan akhlak yang terpuji. Dalam hal ini tergambar betapa pentingnya kedudukan ilmu pengetahuan, yang secara khusus adalah pengetahuan ilmu agama Islam, yang mengatur semua tatanan kehidupan, maka wajib mempelajarinya. Siapa pun kita, apa pun jabatan kita, agar kita menjadi umat terbaik.

Pentingnya Ilmu Pengetahuan

Pelajaran dasar yang sangat penting dan terlupakan oleh kebanyakan umat manusia, khusus umat Islam, adalah berwudu ketika akan melaksanakan salat. Apa pelajaran penting dalam berwudu? Yaitu, membersihkan segala macam kotoran dari sisi anggota wudu. Yang dibasuh pertama adalah kedua jari-jari tangan untuk memulai berwudu –kemudian niat melaksanakan wudu serta membasuh seluruh wajah.

Wajah adalah gambaran atau cerminan setiap manusia, di mana dalam wajah tersebut ada mata, hidung, dan lisan. Orang yang berwudu harus mampu menjaga matanya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah SWT; menjaga hidungnya dari penciuman yang dilarang Allah SWT –mencium dalam arti luas adalah mampu menjaga dari informasi-informasi negatif dan transaksi yang negatif; dan menjaga lisannya dari segala macam perbuatan buruk –menyakiti hati orang lain, mengadu domba, memfitnah, dan lainnya.

Yang dibasuh kedua adalah tangan sampai kedua sikutnya, memberikan gambaran bagaimana agar setiap manusia mampu menjaga tangannya untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan haram yang dilarang agama Islam. Tanda tangan palsu, transaksi barang-barang haram, menyentuh dengan nafsu lawan jenis tanpa melalui pernikahan yang sah, menyuruh berbuat kemungkaran dan mencegah perbuatan baik, dan lain sebagainya. Yang dibasuh ketiga adalah sebagian rambut kepala, memberikan pelajaran penting, yaitu bagaimana agar setiap orang yang melakukan wudu mampu berpikir positif, berbaik sangka, punya ide-ide yang cermerlang, serta berusaha menghindarkan diri dari pemikiran negatif dan buruk sangka.

Yang dibasuh keempat adalah telinga, memberikan gambaran agar mampu menggunakan telinganya untuk mendengarkan yang baik-baik dan berusaha menjauhkan diri dari mendengarkan yang buruk. Terakhir yang dibasuh adalah dua kaki sampai mata kaki, memberikan gambaran betapa pentingnya manfaat kaki, sehingga dengan adanya kaki akan mudah untuk melakukan segala aktivitas. Nah, pelajaran penting dari kaki ini adalah bagaimana agar setiap manusia mampu menggunakan kakinya untuk melakukan aktivitas atau perbuatan yang baik. Berangkat ke kantor dengan mengucapkan bismillahirrahmaanirrahiim, demikian pula perbuatan-perbuatan lainnya, selalu dimulai dengan menyertakan nama Allah SWT.

Menjadi Umat Terbaik

Umat terbaik adalah manusia yang selalu berusaha memperbaiki dirinya dan menghindarkan dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik, karena menyadari betul bahwa setiap perbuatan yang dilakukannya akan diminta pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah SWT di hari akhirat. Memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala kesalahan yang dibuatnya, mendoakan orang-orang terdekatnya, orang tua, saudaranya, sahabat-sahabatnya, bahkan orang-orang yang telah menyakitinya, menzaliminya, dengan untaian doa yang indah, ’’Ya Allah ampunilah segala kesalahan dosa kami, berikanlah kepada kedua orang tua kami curahan rahmat (kasih sayang-Mu ya Allah), magfirah (ampunan-Mu ya Allah), dan berikanlah kepada mereka yang telah menyakiti kami dan menzalimi kami, petunjuk (menuju jalan yang Engkau ridai).

Umat terbaik adalah umat yang berusaha mencari kehidupan untuk menghidupi keluarganya dengan cara yang halalan thayyiban –halal lagi baik, berusaha menjauhkan diri dari barang-barang yang diharamkan, seperti dengan menipu orang lain, korupsi, dan lainnya. Karena ia meyakini bahwa sunatullah itu berlaku di dunia ini, bahwa setiap perbuatan yang baik akan mendapatkan balasan kebaikan dan perbuatan buruk akan mendapatkan balasan keburukan pula.

Umat terbaik adalah manusia yang mampu membangun relasi yang baik dengan Sang Maha Pencipta. Hal ini sangat dianjurkan bahwa setiap muslim mempunyai zawiyah di rumah masing-masing sebagai tempat khusus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ukuran zawiyah adalah ukuran satu sajadah, zawiyah tersebut digunakan untuk tempat ibadah kepada Allah SWT, sehingga ibadahnya akan lebih fokus.

Umat terbaik adalah manusia yang mampu membangun relasi yang baik dengan sesama manusia. Menebarkan nilai-nilai kebajikan, kasih sayang, tolong-menolong, dan bermusyawarah dalam memecahkan berbagai problem kehidupan. Mulai lingkungan keluarga sebagai induk negara kecil, saudara-saudara dekat, tetangga dekat dan tetangga jauh, kemudian meluas ke lingkungan berbangsa dan bernegara. Begitu indahnya ajaran Islam memberikan solusi dalam mengatur tata cara kehidupan, di mana setelah beribadah kepada Allah SWT, seluruh umat manusia diperintahkan untuk berbuat kepada kedua orang tuanya, kerabat dekat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta berkatalah kepada sesama manusia dengan perkataan yang baik.

Umat terbaik adalah manusia yang mampu menjaga lingkungannya di mana pun dia berada, lingkungannya dipelihara dan dijaga dari kerusakan, termasuk lebih luasnya adalah bagaimana agar mampu menata kota atau lingkungan dengan baik. Mengadakan penanaman seribu pohon, membuat aliran-aliran sungai buatan untuk menghindarkan dari bencana banjir, yang menjadi problem besar saat ini.

Umat terbaik terangkum dalam firman Allah SWT yang mengandung makna luas sehingga akan terwujud suatu masyarakat dan bangsa yang mampu menciptakan kehidupan yang lebih baik, aman, damai, tenteram, dan penuh dengan kesejahteraan. ”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah…” (QS Ali Imran: 110). (*)


*) OTONG SURASMAN. Dosen tetap Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta, aktif menulis buku dan jurnal.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *