Ngobrol Bareng Emma Stone dan Emma Thompson, Pemeran Utama Cruella

oleh

[ad_1]

CRUELLA de Vil adalah villain dalam cerita 101 Dalmatians. Kisah hidupnya dieksplorasi dalam film Cruella yang di Indonesia rilis mulai hari ini (26/5). Dalam film arahan Craig Gillespie itu, penonton diajak menyaksikan masa lalu Cruella (Emma Stone) sebelum dia menjadi desainer nyentrik yang terobsesi dengan bulu anjing dalmatian.

Sebelum menjadi antagonis, perempuan asal London yang bernama asli Estella itu ternyata mengalami berbagai masa sulit. Terutama saat bekerja sama dengan desainer senior Baroness von Hellman (Emma Thompson). Jawa Pos berkesempatan mengikuti jumpa pers virtual bersama Stone (S) dan Thompson (T). Mereka bercerita tentang karakternya.

Bagaimana respons saat terpilih bermain di Cruella?

S: Kaget. Cruella punya cerita suram untuk ukuran film Disney. Saya sudah menyaksikan banyak film produksi Disney, dan Cruella berbeda.

T: Karakter Baroness adalah tokoh baru. Kebetulan, saya sudah lama ingin jadi karakter villain. Saya kerap berperan sebagai perempuan baik yang mengenakan gaun. Syukurlah bisa menjadi villain yang memakai busana anggun. Haha…

Cara membawakan karakter?

S: Saya mendapat tawaran berperan sebagai Cruella enam tahun lalu. Bersama sutradara dan penulis naskah, kami menciptakan karakter Cruella. Referensi kami tetap Cruella di 101 Dalmatians, tapi tidak sepenuhnya. Saya mencoba menyelami sifat Cruella yang cerdas, kreatif, serta reaktif, dan menerapkan karakter itu dengan setting London tahun 70-an.

T: Ketika saya bertemu Stone di set, kami mencoba melihat satu sama lain sebagai karya seni, seperti karakter Baroness. Baroness adalah sosok yang merasa kesulitan saat melihat orang yang lebih muda dan bertalenta. Ya, seperti yang saya rasakan ketika melihat Stone yang lebih muda, cantik, dan berbakat.

Untuk Stone, Anda memerankan Estella dan Cruella. Siapa yang lebih hebat?

S: Estella adalah sosok manis, tapi tidak menjadi dirinya seutuhnya. Sementara itu, Cruella benar-benar menerima diri sepenuhnya dan berkuasa. Ada sesuatu yang menarik tentang dia. Jadi, saya lebih memilih Cruella. Saya juga suka dengan dunia dan cara berpikirnya.

Bercerita tentang dunia fashion, banyak kostum yang dikenakan. Mana yang paling berkesan?

S: Kostum yang saya kenakan di truk sampah (tertawa). Panjang gaun itu sekitar 12 meter. Bagian ekornya tidak tersambung dengan gaun, soalnya itu bakal bikin saya nggak bisa bergerak bebas. Itu sangat berkesan, karena di kehidupan nyata tidak mungkin memakai busana seperti itu.

T: Wah, saya harus membiasakan diri dengan kostum anggun yang berstruktur ketat. Saya bahkan kesulitan ke kamar kecil. Untung, desainer kostum Jenny Beavan tahu caranya memasang korset sehingga tubuh saya tidak terlalu terimpit. Saya juga harus merasa nyaman dengan sepatu hak tinggi meski lebih nyaman bersandal jepit.

Cruella dan Baroness sama-sama villain. Apa yang terpenting dari memerankan karakter semacam itu?

S: Saat menjadi Cruella, saya tidak boleh menganggap dia jahat. Saya harus berpikir bahwa Cruella punya motif dan merasa dirinya benar. Kalau berpikir dia jahat, saya akan sulit memerankannya secara total.

T: Saya lebih tertarik memahami sisi gelap karakter saya. Saya jarang sekali berkesempatan mengeksplorasi sisi gelap karakter perempuan karena mereka diharuskan bersikap baik. Baroness tidak jahat, dia hanya berpikiran sederhana.

Kelemahan Cruella dan Baroness?

S: Hmmm… Itu bakal diceritakan di film. Cruella adalah film tentang bagaimana seseorang mendobrak sesuatu agar bisa sukses. Kelemahan Cruella pada akhirnya jadi kekuatan.

T: Meski terlihat berkuasa dan kuat, Baroness sebenarnya rapuh. Dia tak suka melihat orang lain mengunggulinya. Pokoknya, semua harus berfokus pada dia.

Baca Juga: Sepuluh Tahun Menikah, Istri Akui Dua Anaknya dari Pria Lain

TRIVIA

– Glenn Close, aktris pemeran Cruella de Vil di 101 Dalmatians (1996), menjadi produser eksekutif bersama Stone.

– Syuting berlangsung pada pertengahan 2019 hingga November 2019 di London, sebelum terjadinya pandemi.

– Jika di 101 Dalmatians para anjing digambarkan imut, maka di Cruella ditampilkan garang. Penonton bakal tahu alasan Cruella punya hubungan khusus dengan anjing-anjing itu.

– Setelah film habis, jangan buru-buru keluar ruang teater. Sebab, bakal ada mid-credit scene.

– Sejumlah kritikus di situs berita menyebut Cruella adalah campuran antara Joker (soal kelahiran seorang penjahat) dan The Devil Wears Prada (soal hubungan atasan dengan bawahan di industri fashion).

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.