[ad_1]
JawaPos.com–Wali Kota Surabaya melakukan panen padi dari bibit yang ditanam di Balai Kota pada Rabu (9/6). Padi itu ditanam di 18 bak fiber dengan ukuran 6 meter persegi.
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, urban farming tersebut bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan pangan. Upaya itu penting dilakukan untuk menjaga sustainability ketahanan pangan di Kota Pahlawan. Terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini.
”Di Balai Kota ini percontohan. Jadi tidak harus punya lahan yang besar untuk bercocok tanam. Lalu yang terpenting adalah sustainable pangan di kota kita terjamin,” tutur Eri.
Untuk pengembangan budi daya padi di bak fiber tersebut, dia berjanji bakal terus dikembangkan dan dimasifkan ke seluruh penjuru Kota Surabaya. Sebab, untuk menunggu hasil panen hanya berkisar tiga bulan.
Nanti, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) bakal mengkoordinir warga yang telah bercocok tanam padi untuk dibantu terhubung dengan konsumen.
”Biasanya warga juga gunakan untuk ketahanan pangan di rumah. Untuk yang petani besar dia sudah bisa menjual sendiri. Kalau yang saya panen ini estimasi total gabah sekitar 72,3 kilogram. Tiap fibernya itu, rata-rata menghasilkan 4 kilogram gabah dan jumlah fiber sebanyak 18,” terang Eri.
Warga yang tidak memiliki lahan yang luas dapat melakukan budi daya tanaman padi. Tidak hanya tanaman padi saja, wali kota pun juga memaparkan beraneka ragam jenis tanaman. Mulai dari cabai, tomat, hingga selada air dan masih banyak lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Yuniarto Herlambang menjelaskan, masyarakat bisa meminta bibit padi tersebut. Warga dipersilakan datang ke DKPP dengan mengisi form terlebih dahulu, kemudian bisa membawa pulang bibit padi.
”Kalau padi kami gunakan jenis varietas khusus yang lebih kuat hama dan sesuai dengan lahan yang terbatas. Selain bibit padi juga menyediakan bibit untuk tanaman hidroponik lain,” ujar Yuniarto.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!