Paus Fransiskus Serukan Akhiri Kekerasan di Bekas Kandang ISIS

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Sebuah salib berdiri di tengah reruntuhan empat gereja di Mosul, Iraq. Ia terbuat dari kursi-kursi kayu yang berhasil diselamatkan dari gereja-gereja di seluruh wilayah tersebut.

Salib itu sengaja dibuat untuk menghormati kunjungan Paus Fansiskus ke wilayah yang pernah dikuasai militer Islami State (IS) alias ISIS tersebut. Fransiskus berkunjung ke Iraq sejak Jumat (5/3) hingga hari ini.

Itu adalah kunjungan pertamanya ke luar negeri sejak pandemi Covid-19. Dia juga Paus pertama yang menginjakkan kakinya di Negeri Seribu Satu Malam tersebut.

Kunjungan Fransiskus benar-benar dijaga ketat. Ribuan personel keamanan dikerahkan untuk mengamankan lawatannya.

ISIS menguasai Mosul pada awal Juni 2014. Saat itu orang-orang non-Sunni Islam punya beberapa pilihan yang sama-sama tak mengenakkan. Yaitu, pindah agama jadi muslim, bayar pajak, dibunuh atau pergi dari Mosul.

Baik memilih tinggal ataupun pergi, barang-barang mereka tetap diambil ISIS. Gereja-gereja dihancurkan dan patung-patung dipenggal.

Sekitar 500 ribu penduduk akhirnya meninggalkan Mosul. Mayoritas adalah umat Kristiani dan penduduk Yazidi. Pasukan Iraq baru bisa menguasai kota itu lagi pada Juli 2017 setelah melakukan serangan selama sekitar sembilan bulan. Ribuan orang meninggal di Mosul ketika wilayah tersebut beralih ke tangan ISIS.

Paus Fransiskus melepas merpati putih dekat reruntuhan Gereja Katolik Syria di Mosul, Iraq, kemarin (7/3). (VATICAN MEDIA/AFP)

”Eksodus umat Kristiani dari Iraq dan wilayah Timur Tengah lainnya telah menyebabkan kerugian yang tidak terhitung tidak hanya bagi individu dan komunitasnya, tapi juga masyarakat yang mereka tinggalkan,” ujar Paus Fransiskus seperti dikutip Agence France-Presse.

Setelah dari Mosul, Fransiskus menemui umatnya di Gereja Konsepsi Tak Bernoda, Qaraqosh. Gereja tersebut pernah dibakar ISIS, tapi belakangan sudah direstorasi.

Fransiskus juga menggelar misa di Stadion Irbil. Ribuan orang datang pada acara tersebut. Paus 84 tahun itu dan rombongannya sudah divaksin Covid-19.

Namun, mayoritas penduduk Iraq belum. Pemerintah Iraq baru menerima pengiriman vaksin pertama pekan lalu. Lebih dari 13.500 penduduk Iraq meninggal karena Covid-19 dan ada 726 ribu kasus.

Bulan lalu ada peningkatan penularan. Tapi, penduduk tidak peduli. Mereka ingin melihat langsung Paus Fransiskus yang mereka cintai dan hormati.

”Saya tidak bisa mengungkapkan kebahagiaan saya. Ini adalah momen bersejarah yang tidak akan terulang,” ujar Yosra Mubarak, salah satu yang hadir dalam misa. Perempuan 33 tahun itu meninggalkan rumahnya tujuh tahun lalu dengan suami dan putranya demi menghindari kekerasan yang disebabkan ISIS. Saat itu dia hamil tiga bulan.

Baca juga: Momen Bersejarah, Paus Fransiskus Bertemu Pemimpin Syiah Irak di Najaf

Sejak hari pertama kunjungannya, Paus Fransiskus selalu menyerukan untuk mengakhiri kekerasan dan ekstremisme. Menurut dia, komunitas Kristen Iraq yang semakin menyusut itu harus memiliki peran yang lebih menonjol sebagai warga negara dengan hak, kebebasan, dan tanggung jawab penuh.

Sehari sebelumnya, Fransiskus juga bertemu dengan pemimpin umat Syiah Ayatollah Ali Al Sistani di Najaf. Mereka bertemu selama 50 menit. Dalam pertemuan itu, dia menegaskan agar umat Kristiani bisa hidup dengan aman dan damai seperti penduduk Iraq lainnya.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.