Pejabat NLD Rekan Suu Kyi Meninggal di Tahanan, Diduga Disiksa Polisi

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Seorang pejabat dari partai pemimpin Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, tewas dalam tahanan polisi pada Minggu (7/3). Nama pejabat tersebut adalah Khin Maung Latt. Mendiang diduga mengalami penyiksaan oleh militer di dalam tahanan sebelum meninggal.

Penyebab kematian Maung Latt memang tidak diungkap. Namun, Reuters melihat foto tubuhnya dengan kain berlumuran darah di sekitar kepalanya.

Sementara itu, Sithu Maung, seorang anggota parlemen yang dibubarkan, mengatakan dalam sebuah unggahan Facebook bahwa Khin Maung Latt adalah manajer kampanyenya dan ditangkap pada Sabtu (6/3) malam di distrik Pabedan di Yangon. Polisi menolak berkomentar tentang berita dugaan penyiksaan terhadap Maung Latt.

Baca juga: Junta Militer Kejar Polisi Myanmar yang Lari ke India Mencari Suaka

Sementara itu, pasukan keamanan Myanmar menindak banyak pengunjuk rasa di seluruh negeri pada Minggu (7/3). Polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah pengunjuk rasa di Yangon dan di Kota Lashio di wilayah Shan bagian utara.

Seorang saksi mata mengatakan polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan protes di kota kuil bersejarah Bagan, dan beberapa penduduk mengatakan di media sosial bahwa peluru tajam juga digunakan. Video yang diunggah oleh grup media Myanmar, Now, menunjukkan tentara memukuli pria di Yangon.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pasukan keamanan telah membunuh lebih dari 50 orang untuk meredakan demonstrasi dan pemogokan di Myanmar sejak militer menggulingkan dan menahan Suu Kyi pada 1 Februari 2021.

“Mereka membunuh orang seperti membunuh burung dan ayam,” kata seorang pemimpin protes kepada kerumunan di Dawei, sebuah kota di selatan Myanmar.

“Apa yang akan kita lakukan jika kita tidak memberontak melawan mereka? Kita harus memberontak,” tegasnya.

Penduduk Yangon mengatakan tentara dan polisi pindah ke beberapa distrik dalam semalam, dan melepaskan tembakan. Mereka menangkap sedikitnya tiga orang di Kotapraja Kyauktada. Mereka tidak tahu alasan penangkapan itu. Reuters tidak dapat menghubungi polisi untuk dimintai komentar. Seorang juru bicara junta juga tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.

Surat kabar Global New Light Of Myanmar yang dikelola negara mengutip pernyataan polisi yang mengatakan pasukan keamanan menangani protes sesuai dengan hukum. Dikatakan pasukan menggunakan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan kerusuhan dan protes yang memblokir jalan umum.

 

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.