RT, RW, Lurah, dan Camat, Wajib Data Warga Surabaya yang Toron

oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengakui tak bisa menahan warga untuk tidak toron pada Idul Adha, 20 Juli. Toron merupakan tradisi warga di Pulau Jawa untuk pulang kampung. Biasanya toron banyak dilakukan warga Madura.

Eri Cahyadi menyampaikan, dia mendapatkan pesan dan arahan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Arahan itu terkait dengan anjuran bagi warga Surabaya dan sekitarnya untuk tidak mudik. Mengingat lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan yang terus mengalami kenaikan.

”Kemarin ada arahan dari gubernur dan Menteri Kesehatan untuk nggak toron. Tapi kami nggak batasi itu. Jadi saya sampaikan. Saya berharap ada kebijakan. Sebab, Madura dan Surabaya ini kan 2 wilayah. Intinya kami sama-sama menjaga supaya Jawa Timur aman dan kasus Covid-19 nggak naik lagi. Jadi nggak bisa kalau cuma saya (yang melarang). Harus Bu Gubernur. Supaya Covid-19 nggak naik,” kata Eri.

Mengatasi hal itu, Pemerintah Kota Surabaya akan kembali menguatkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro. Artinya, pelaksanaan toron akan diawasi RT, RW, kelurahan, dan kecamatan setempat.

Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menjelaskan, pihaknya akan meminta RT/RW setempat untuk melakukan pendataan.

”Kalau pulang (toron), ya dicatat. RW yang antisipasi bersama satgas kelurahan. RW dan RT yang memutus mata rantai Covid-19,” jelas Febriadhitya Prajatara pada Selasa (22/6).

Upaya mencatat warga yang toron itu, diakui Febriadhitya Prajatara sebagai langkah yang tepat dan solutif. Sebab, RT/RW merupakan pihak yang paling dekat dengan warga.

”Jadi kan mereka mengerti siapa saja yang biasa toron. Dengan begitu, bisa dicegah,” ujar Febriadhitya Prajatara.

Meski demikian, sebelum pencatatan warga yang toron, dia meminta RT/RW, camat, dan lurah setempat untuk mencegah dan menahan warga yang akan toron.

”Kasusnya kan masih tinggi. Kalau bisa ditahan sampai Covid-19 hilang. Pandemi ini kan berimbas pada kita semua. Nggak cuma di satu wilayah,” ucap Febriadhitya Prajatara.

Bila ada warga yang nekat toron, mereka harus melakukan testing. ”Pemkot akan tes swab mereka yang toron,” ujar Febriadhitya Prajatara.

Per Senin (21/6), terdapat 24.800 kasus aktif di Surabaya. Sebanyak 68 di antaranya merupakan kasus baru. dari jumlah itu, 23.133 di antaranya telah sembuh, 1.384 meninggal dunia, dan 283 orang merupakan kasus aktif.

Di Bangkalan, ada 941 kasus aktif Covid-19, dengan 51 di antaranya merupakan kasus baru. Total terdapat 2.946 kasus positif dengan 1.714 di antaranya sembuh dan 291 orang meninggal dunia.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.