Sajak Irma Agryanti

oleh

[ad_1]

Big Bang

ke mana mereka pergi setelah mati?

terkutuklah pendosa

tak ada tempat, melainkan dunia bawah

di mana tak satu pun diingat

kecuali hari-hari penghukuman

mampukah sungai penghakiman diseberangi

bilamana gelap menutup terang cahaya

sedang kerberos, anjing kepala tiga

terjaga seperti menjaga

yang dimurkai

dan orang-orang terus membayangkan

kesalahan-kesalahan dari kesalehan

agar menggenapi mitologi

apokaliptik

dewa pertama yang musnah, juga

cerita Nikolaus Kopernikus

bahwa bola-bola langit tengah bergerak

untuk saling bertabrakan

2021

Fatamorgana Don Quixote

dalam tubuhnya, seseorang

pergi ke sebuah semesta

yang mengunci dirinya

dari kesedihan di luar dunia

dengan menunggang kuda

ia hendak mencapai kebahagiaan

tanpa tahu yang dituju semata hanya

fatamorgana

dan, selebihnya hanya

fatamorgana

2021

Salamander

ia kenal rawa-rawa dan punggung bukit

yang membuatnya menjadi penyendiri

dari limpahan cahaya matahari

ia mampu meniru belang harimau

atau lengas ikan atau sirip naga hingga dirinya

lebih berumur panjang dari yang purba

ia kira malam hari dan kelembapan

sepasang lebih dingin dari

hutan gunung yang bakal hilang

ia percaya bahwa jari-jari yang sebelah ganjil

dan sebelah genap membuatnya menjadi

pemanjat tabah dalam jagat kegelapan

ia tahu mantra yang dirapal para tabib

dalam kitab obat-obatan

meski orang-orang lupa

ribuan tahun namanya

telah ditulis sebagai satu-satunya penawar racun

yang pernah ada, sebelum semuanya

2021

IRMA AGRYANTI

Lahir di Mataram. Bergiat di Komunitas Akarpohon Mataram. Peraih Kusala Sastra Khatulistiwa 2019.

Saksikan video menarik berikut ini:

 

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.