Sebulan Lagi Surabaya Masuki Zona Kuning Covid-19

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Pemkot Surabaya terus bekerja keras untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Sedikit demi sedikit upaya itu mulai membuahkan hasil positif. Per 11 Agustus lalu, metropolis keluar dari daerah risiko tinggi atau zona merah. Saat ini Kota Pahlawan berstatus zona oranye atau berisiko sedang.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, keberhasilan itu adalah kerja bersama semua pihak. Bukan hanya pemkot, melainkan juga unsur TNI-Polri yang terus bahu-membahu membendung laju penularan Covid-19. Juga peran bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Jatim dan Forkopimda Surabaya.

Meskipun Surabaya sudah masuk zona oranye, Eri berharap semua pihak tidak lantas berpuas diri. Semangat untuk terus berjuang melawan pandemi dan terbebas dari Covid-19 tidak boleh surut. ’’Setelah ini, kami ingin Surabaya jadi zona kuning dalam waktu sebulan ke depan,’’ tegas Eri Cahyadi kemarin.

Untuk mencapai zona kuning, pemkot sudah merancang berbagai strategi. Nah, Senin (16/8) Eri akan bertemu forkopimda di balai kota. Mereka akan membahas strategi percepatan Kota Pahlawan menjadi zona kuning. ’’Kami akan berjuang mati-matian untuk berada di titik aman dari penularan virus,’’ tegas Eri.

Salah satu yang menjadi program andalan adalah menggencarkan vaksinasi. Kegiatan vaksinasi dilakukan bersama-sama dengan melibatkan TNI-Polri serta badan usaha. Sejauh ini, tutur Eri, percepatan vaksinasi sudah cukup. Untuk vaksinasi dosis pertama, misalnya. Di antara 2.218.121 jiwa target yang divaksin, warga yang sudah diimunisasi tahap pertama mencapai 1.646.803 jiwa atau 74,2 persen dari target. Sementara itu, vaksinasi dosis kedua sudah tembus 1.107.079 warga. Atau, mencapai 49,91 persen. Jangkauan vaksinasi itu adalah yang terbanyak di Jatim.

Ahli vaksin IDI Surabaya Dr dr Gatot Soegiarto SpPD-KAI mengapresiasi capaian vaksinasi tersebut. Namun, Surabaya, kata dia, belum bisa dikatakan sudah mencapai herd immunity. Sebab, berdasar anjuran WHO, jelas dia, herd immunity baru bisa tercapai jika 70 persen anggota komunitas penduduk sudah divaksin dosis kedua. ’’Belum sampai (herd immunity, Red). Yang diharapkan dengan herd immunity itu jika sudah diimunisasi lengkap dua dosis,’’ kata dr Gatot kemarin.

Dia menyatakan, angka persentase herd immunity bisa saja berubah. Bisa melampaui angka 70 persen penduduk yang sudah divaksin dosis kedua. Kondisi itu, jelas Gatot, sangat bergantung dari angka Ro atau basic reproduction number. Ro merupakan jumlah kasus baru yang tertular dari satu kasus infektif pada populasi yang sepenuhnya rentan atau belum punya kekebalan. Ro biasanya digunakan di awal terjadinya kasus penularan untuk menunjukkan potensi besarnya pandemi secara eksponensial. ’’Kalau Ro masih tinggi, kita butuh angka lebih besar untuk mencapai kekebalan komunal ini,’’ papar dosen Fakultas Kedokteran Unair itu.

Belum lagi karena ancaman dari varian virus baru. Sebab, orang yang sudah disuntik vaksin lengkap pun tidak berarti mendapat proteksi dari varian virus baru. Karena itu, pihaknya sangat setuju agar pemkot memperkuat tracing and testing. Kegiatan tersebut harus dilakukan sambil terus menggencarkan vaksinasi ke warga.

Eri menegaskan, Kota Surabaya harus segera menjadi zona kuning. Itu sangat penting dilakukan agar perekonomian kembali bergerak dan kesejahteraan warga Surabaya bisa terangkat lagi. Pihaknya bersama forkopimda pun akan bahu-membahu. ’’Gotong royong adalah semangat bersama untuk terus bergerak,’’ paparnya.

Dia memastikan, untuk mencapai zona kuning, pihaknya akan memotong hulu hingga hilir. Dimulai penyiapan bed occupancy ratio (BOR) di setiap rumah sakit. Kemudian, seluruh jajaran forkopimda akan turun untuk melakukan sosialisasi dan pengertian kepada warga untuk tetap disiplin menjaga protokol kesehatan (prokes). Di mana pun berada, prokes harus terus diperketat. ’’Kalau hulunya kita potong dan hilirnya kita siapkan, insya Allah selesai. Untuk BOR, alhamdulillah kami sudah siapkan,’’ urainya.

Recovery Ekonomi Surabaya Dilakukan Bertahap

Dunia usaha mengapresiasi upaya pemkot yang sudah berhasil menurunkan angka kasus penularan Covid-19. Dengan melandainya kasus baru, pelan-pelan kegiatan ekonomi mulai berjalan. Sektor usaha mikro dan UMKM mulai buka. Demikian pula dengan uji coba pembukaan pusat-pusat perbelanjaan atau mal, sejauh ini berjalan baik.

Ketua Kadin Surabaya M. Ali Affandi menyatakan bahwa upaya pemulihan ekonomi mulai terlihat sedikit demi sedikit. Dilakukan dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat agar kasus tidak melonjak lagi. ’’Memang harus hati-hati. Kuncinya adalah disiplin prokes,’’ imbuhnya.

Dia menyampaikan, dalam kondisi begini, recovery bidang perekonomian harus berjalan secara bertahap. Pelan-pelan. Tidak bisa sekaligus. Karena begitu semua aktivitas perekonomian dibuka, potensi terjadinya keramaian dan kerumunan tak bisa dihindari. Dampaknya pun dikhawatirkan kembali menaikkan angka kasus penularan baru. ’’Maka, kegiatan ekonomi harus bertahap,’’ papar Ali.

Kadin Surabaya setuju saat ini kegiatan UMKM sudah berjalan. Usaha kuliner masyarakat sudah dibuka meski ada pembatasan. Boleh makan di tempat dengan batasan waktu makan 20 menit dan kapasitas pengunjung 25 persen. Selama PPKM level 4 ini, tempat kuliner juga bisa buka sampai pukul 20.00. Selain itu, usaha ritel di mal mulai berjalan seiring dengan pelonggaran PPKM level 4.

Setelah semua berjalan on the track, Kadin Surabaya setuju agar sejumlah bidang juga ikut dibuka bertahap. Di antaranya, bidang industri dan dunia pendidikan. Tentu sambil terus menjaga prokes secara ketat. Nah, jika kasus sepenuhnya sudah landai dan terkendali, Ali mengusulkan agar kegiatan atau event seperti meeting, incentive, convention, dan exhibition (MICE) bisa dibuka kembali. ’’Bagaimanapun, Surabaya sangat potensial di bidang MICE. Jadi, memang harus dibuka bertahap,’’ paparnya.

JURUS SURABAYA TERBEBAS DARI COVID-19

– Percepat vaksinasi serentak bersama-sama TNI/Polri dan pelaku usaha.

– Jangkauan vaksinasi: dosis pertama capai 1.646.803 jiwa atau 74,2 persen dan dosis kedua tembus 1.107.079 jiwa atau 49,91 persen.

– Memperkuat 3T (tracing, testing, dan treatment).

– Treatment ditingkatkan, salah satunya membentuk rumah sehat di 154 kelurahan.

– Aktif sosialiasi dan menegakkan prokes secara disiplin di masyarakat.

– Menurunkan angka kasus baru dengan indikasi turunnya tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di rumah sakit.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.