Sejumlah Warga Surabaya masih Protes Sekolah jadi Tempat Isolasi Covid

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Gelombang penolakan warga Surabaya atas penggunaan sekolah negeri mejadi tempat isolasi kembali terjadi. Sebelumnya, warga Barata Jaya, Gubeng, dan Sambikerep menolak. Kali ini, warga kelurahan Kalijudan menolak penggunaan SDN Kalijudan I sebagai tempat isolasi.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya mewajibkan tiap kelurahan memiliki tempat isolasi. Gedung sekolah dasar dipilih menjadi tempat isolasi yang disebut rumah sehat itu.

Warga Kelurahan Kalijudan, Kecamatan Mulyorejo pun meluruk Kantor Kelurahan Kalijudan pada Minggu (25/7). Belasan warga itu melakukan mediasi dengan Lurah Kalijudan, LPMK dan Bhabinsa setempat.

Sandra, salah satu warga mengaku baru dapat info dari penjual mie hari Jumat. Sementara tidak ada perangkat desa yang memberi tahu. “Saya setahun nggak keluar rumah. Ini malah seenaknya sendiri didekatkan sama Covid-19,” kecamnya.

Kondisi itu bahkan sudah berpengaruh pada pekerjaannya. Atasannya meminta Sandra untuk berhenti sementara karena lokasi rumahnya dekat dengan tempat isolasi. Perempuan yang tinggal di Kalijudan Taruna I itu menyesalkan kurangnya sosialisasi pada warga. Sehingga, mayoritas warga masih khawatir.

“Di sisi lain, Lokasi SDN Kalijudan sangat dekat dengan permukiman warga. Kami juga memikirkan Dampak kesehatan siswa SDN Kalijudan yang nantinya akan belajar di gedung tersebut,” jelas dia.

Sama halnya dengan Sandra, Suhariyono menyesalkan tidak adanya sosialisasi. Ia mengaku tidak mendapatkan informasi. “Saya bahkan tahu dari penjual jajanan di depan sekolah yang diminta pergi dari sekolah karena mau dijadikan rumah sehat. Beliau cerita ke saya kemarin,” jelasnya.

Meski demikian, Ia mengaku mendukung program Rumah Sehat. Hanya saja, Ia menyarankan Pemerintah untuk tidak menggunakan gedung sekolah. “Masukan dari kami di antaranya adalah menggunakan gedung pemerintahan Kota Surabaya,” ujar dia.

Beberapa di antaranya adalah balai pemuda, convention hall, gedung YKP, dan gedung lain. “Dan Pemerintahan Kota Surabaya sebaiknya juga dapat bekerjasama dengan instansi lainnya. Seperti Barak Kodim, Gedung serbaguna milik AU Kenjeran. Sehingga tidak berisiko bagi masyarakat dan anak sekolah,” harap dia.

Menjawab keluhan itu, Lurah Kalijudan, Yongki Kuspriyanto Wibowo berjanji akan mendatangkan petugas Dinas Lingkungan Hidup dan DKRTH untuk menjawab persoalan AMDAL. “Rencananya, hari Senin besok (25/7) langsung ketemu DLH dan DKRTH,” jawabnya.

Ia mengaku memahami keluhan warga. Per Minggu (25/7), tidak ada warga yang positif Covid-19 dan tidak melakukan isoman. Di SDN Kalijudan I sendiri, terdapat 4 ruangan yang disiapkan. “Kira-kira ada 32 warga yang bisa ditampung. 1 ruangan ada 8 bed,” bebernya.

Dia memastikan, tempat isolasi untuk yang sudah menunggu tes swab antigen. Kalau di rumah sehat ini, untuk yang antigennya masih positif sambil menunggu PCR. “Jadi saat PCR positif, langsung dibawa ke rumah sakit. Ini bukan rumah sakit,” tandasnya. (*)

 

 

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.