Trenggono: Pelabuhan Perikanan Harus Bersih, Tak Ada Bau Menyengat

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan transformasi pelabuhan perikanan menjadi lebih higienis dan modern. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, sebab selain sebagai tempat pendaratan ikan, pelabuhan juga harus terintegrasi dengan industri perikanan. Sehingga pertumbuhan ekonomi yang diciptakan lebih meningkat.

Trenggono menyoroti pentingnya menjaga kebersihan pelabuhan agar tidak menimbulkan bau menyengat dan ikan-ikan yang dipasarkan juga lebih higienis. Hal ini disampaikan saat mengunjungi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (1/5).

“Dua tahun ke depan ini harus jadi bersih dan tidak (ada lagi) bau menyengat,” ujar Trenggono saat menjawab paparan Kepala PPN Brondong Ibrahim, Sabtu (1/5).

Aktivitas bongkar ikan di PPN Brondong per tahunnya lebih dari 53.000 ton dengan nilai produksi hampir Rp 1 triliun. Sedangkan ikan yang didaratkan didominasi oleh ikan jenis swanggi, kurisi, kuniran, kapas-kapas, biji nangka dan ikan ayam-ayam. Setiap harinya ada 900 kapal yang melakukan aktivitas di pelabuhan, dengan kapasitas terbanyak di bawah 30 GT.

Trenggono menyebut, pihaknya mendukung pengembangan pelabuhan untuk mengurai hambatan yang selama ini terjadi. Diantaranya, pendangkalan alur lintasan kapal, tidak adanya area doking kapal, kolam pelabuhan yang mulai over kapasitas, hingga infrastruktur instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Namun dia meminta pengembangan disertai dengan peningkatan produktivitas. Selain itu, lanjutnya, pengembangan nantinya juga harus mengakomodasi adanya industri perikanan di pelabuhan, sehingga proses hulu hingga hilir terintegrasi. Ikan yang didaratkan pun bukan hanya ikan hasil tangkapan, tapi juga hasil budidaya.

Menurutnya pengembangan pelabuhan penting karena akan menunjang produktivitas nelayan dan pembudidaya serta mendorong usaha perikanan dalam negeri menjadi lebih maju. Apalagi, PPN Brondong merupakan pelabuhan terbesar di wilayah pantai utara Jawa Timur.

“Kalau ini dilakukan peningkatan volume dan putaran uang harus meningkat. Nanti ada industri perikanan yang sumber bahan bakunya dari tangkap dan budidaya,” ungkapnya.

Sementara, Kepala PPN Brondong Ibrahim menyebut sudah melakukan kajian untuk rencana pengembangan kawasan pelabuhan. Ada sekitar 5 hektare perairan yang bisa dimanfaatkan salah satunya menjadi kawasan industri.

“Dengan adanya pengembangan, unit pengolahan ikan akan tumbuh di sini. Saat ini kan tidak ada. Padahal kita punya fasilitas coldstorage kapasitas besar,” pungkasnya.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.