Vaksin Sputnik V Rusia 92 Persen Efektif Lawan Virus Corona

oleh
vaksin buatan

[ad_1]

Jakarta, IDN Times – Hasil uji klinis Fase III Sputnik V, sebagaimana dipublikasikan dalam jurnal medis internasional The Lancet, membuktikan bahwa vaksin buatan Rusia itu 91,6 persen efektif untuk memerangi COVID-19. Dilansir dari Channel News Asia, para ahli mengartikannya sebagai senjata baru dunia untuk mengakhiri pandemik yang telah menewaskan hingga 2,2 juta manusia.

Beberapa bulan di pengujung 2020, Rusia memutuskan untuk menyuntikkan vaksin Sputnik V kepada sekelompok masyarakat. Langkah tersebut saat itu menuai kritik dari pakar kesehatan karena belum menuntaskan fase-fase uji klinis dan tidak transparan soal data.

Setelah tingkat efikasinya terbukti, tindakan Moskow untuk meluncurkan vaksin sebelum data akhir dirilis sampai batas tertentu tidak akan dipermasalahkan.

1. Sekilas data seputar tingkat efektivitas Sputnik V

Vaksin Sputnik V Rusia 92 Persen Efektif Lawan Virus Corona

Institut Gamaleya Moskow selaku pengembang vaksin telah menjalani uji klinis sejak September 2020 dengan melibatkan 19.866 relawan. Seperempat di antaranya menerima plasebo. Hasilnya, ada 16 kasus gejala COVID-19 di antara penerima vaksin dan 62 di antaranya adalah kelompok plasebo.

Hal tersebut menunjukkan bahwa rejimen dua dosis vaksin, yang diberikan dengan selang waktu 21 hari, 91,6 persen efektif melawan gejalan COVID-19. Uji klinis juga melibatkan 2.144 relawan yang berusia lebih dari 60 tahun. Hasilpunya pun menggembirakan yaitu 91,8 persen efektif pada komunitas lanjut usia. Tidak ditemukan pula efek samping yang serius dari suntikan vaksin.

Saat ini, Institut Gamaleya sedang menguji apakah vaksin tersebut efektif terhadap varian baru COVID-19. Rusia juga sedang melakukan uji klinis skala kecil dari untuk meningkatkan tingkat kemanjuran antara 73-85 persen hanya pada suntikan pertama.

Sejauh ini, Sputnik V terbukti 100 persen efektif melawan COVID-19 pada tingkat sedang atau berat. Tercatat ada empat kematian penerima vaksin, tapi kasus tersebut telah ditetapkan tidak terkait dengan vaksin.

2. Membuktikan bahwa tindakan Rusia selama ini benar

Vaksin Sputnik V Rusia 92 Persen Efektif Lawan Virus Corona

Ketika Moskow meluncurkan Sputnik V, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan vaksin ini efektif untuk melawan virus corona. Dia bahkan mengatakan bila anaknya menjadi salah satu relawan. Putin saat itu hendak menyampaikan kepada dunia bahwa Rusia adalah negara pertama yang memulai program vaksinasi nasional.

Sekelompok petugas kesehatan yang berjibaku langsung dengan corona telah menerima suntikan Sputnik V pada Desember 2020. Pada Januari 2020, Rusia mulai menggunakan vaksin yang terinspirasi dari nama satelit Uni Soviet kepada masyarakat luas.

“Rusia selama ini benar,” kata Head of Russian Direct Investment Fund (RDIF) Kriil Dmitriev, menanggapi hasil uji klinis yang membanggakan.

Dia meminta agar seluruh pihak tidak ada lagi yang meragukan tingkat efikasi Sputnik V dan menganggap peluncuran vaksin tersebut sebagai langkah politis.

“The Lancet melakukan pekerjaan yang sangat tidak memihak meskipun ada beberapa tekanan politik yang mungkin terjadi di luar sana. Senang rasanya memiliki tambahan lain untuk persenjataan global,” katanya.

Pakar kesehatan di belahan dunia lainnya turut mengakui, meski Rusia sempat dikritik karena tidak ada transparansi terkait Sputnik V, tapi hasil publikasi The Lancet telah membuktikan bahwa prinsip ilmiah telah diterapkan dengan benar dalam uji kelayakannya.

3. Sejumlah negara telah memesan Sputnik V

Vaksin Sputnik V Rusia 92 Persen Efektif Lawan Virus Corona

Sputnik V menjadi vaksin keempat di dunia yang telah mempublikasikan hasil uji klinis Fase III di jurnal medis bergengsi, setelah Pfizer dan BionTech, Moderna, serta AstraZaneca. Tingkat efikasi Sputnik V berada di bawah Pfizer dengan kemanjuran 95 persen namun setara dengan Moderna dan lebih baik daripada AstraZaneca, tentu juga Sinovac dari Tiongkok.

Sputnik V juga telah disetujui untuk disimpan di lemari es biasa, bukan di freezer, sehingga proses distribusinya lebih mudah. Institut Gamaleya juga menyampaikan bahwa mereka membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat efikasi pada kasus penularan tanpa gejala.

Setidaknya, sudah ada 15 negara termausk Argentina, Hongaria, Uni Emirat Arab, dan Palestina yang memesan Sputnik V. Jumlahnya diperkirakan meningkat hingga 25 negara pada akhir pekan depan.

Hongaria menjadi anggota pertama Uni Eropa yang menyetujui untuk membeli Sputnik V setelah menjalin kesepakatan pada Januari 2021. Jerman juga berencana untuk membeli Sputnik V begitu memperoleh izin dari regulator obat Eropa.

Sejauh ini, pengiriman besar vaksin baru dikirim ke Argentina, yang telah menerima cukup dosis untuk memvaksinasi sekitar 500.000 orang. Pada Selasa (2/2/2021), Dmitriev mengatakan produksi Sputnik V telah dimulai di India dan Korea Selatan, serta akan diluncurkan di Tiongkok bulan ini.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.