Desakan ASEAN Soal Myanmar, Bebaskan Tahanan Politik dan Repatriasi

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Dalam pertemuan negara-negara ASEAN di Jakarta, Sabtu (24/4), pimpinan negara ASEAN berdiskusi secara mendalam tentang perkembangan terkini di Myanmar. Kekerasan di Myanmar terjadi akibat eskalasi politik dan kekerasan yang masih memanas. Untuk ikut peduli atas isu tersebut para pimpinan negara ASEAN prihatin atas kejadian tersebut.

Laporan kematian dan eskalasi kekerasan di sana mendorong adanya solusi konstruktif dalam memfasilitasi solusi damai untuk kepentingan rakyat Myanmar dan mata pencaharian mereka.

Pernyataan Ketua ASEAN Leaders ‘Meeting 24 April 2021 Yang Mulia Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah, Sultan dan Yang Di-Pertuan Brunei Darussalam mendesak Myanmar juga mendengar seruan untuk pembebasan semua tahanan politik termasuk orang asing. Selain itu Myanmar juga diminta untuk memulangkan kembali orang-orang terlantar atau repatriasi.

“Kami juga menggarisbawahi pentingnya upaya berkelanjutan Myanmar dalam menangani situasi di Negara Bagian Rakhine, termasuk memulai proses repatriasi, secara sukarela, aman, dan bermartabat sesuai dengan perjanjian bilateral dengan Bangladesh,” tegas pernyataan itu.

“Dalam hal ini, kami menantikan dimulainya kembali pemulangan orang-orang terlantar yang diverifikasi sesegera mungkin,” lanjut pernyataan tersebut.

Penghargaan disampaikan kepada Sekjen ASEAN atas upayanya memimpin implementasi rekomendasi Preliminary Needs Assessment (PNA). Lalu negara-negara ASEAN mendesak pelaksanaan Comprehensive Needs Assessment (CNA) dan mendorong Sekretaris Jenderal ASEAN untuk melanjutkan mengidentifikasi kemungkinan area yang dapat secara efektif memfasilitasi proses repatriasi bagi para pengungsi dari Negara Bagian Rakhine.

“Kami lebih jauh menggarisbawahi pentingnya upaya untuk mengatasi akar penyebab situasi di Negara Bagian Rakhine,” tutup pernyataan itu.

Selain hal itu, kesimpulan pertemuan itu menghasilkan lima poin penting terkait krisis Myanmar. Apa saja?

Pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya. ASEAN juga meminta dimulainya dialog konstruktif antara semua pihak yang berkepentingan untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat Myanmar.

ASEAN sepakat adanya utusan khusus untuk memfasilitasi dialog tersebut dengan bantuan sekretaris jenderal ASEAN. ASEAN kemudian sepakat untuk menyediakan bantuan kemanusiaan ke Myanmar. Dan utusan khusus dan delegasi akan berkunjung ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak yang berkepentingan.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.