Di Sidoarjo, Lebih 1.000 Warga Pilih Isolasi Mandiri di Rumah

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Warga yang terpapar Covid-19 terus bertambah. Sebagian besar memilih untuk menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing. Menurut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Sidoarjo dr Abdillah Segaf Al Hadad, hingga Rabi (14/7) diperkirakan ada lebih dari seribu orang yang isoman.

Fenomena itu membuat tempat isolasi mandiri tambahan yang disediakan pemerintah masih sepi. Gedung lama Puskesmas Sedati yang dipersiapkan untuk ruang isolasi sejak Senin (12/7) belum ramai penghuni. Hingga Rabu (14/7), hanya ada lima orang. Selama dua hari, jumlah penghuninya hanya satu orang. Padahal, kapasitasnya sekitar 70 bed.

Beberapa warga mengeluhkan sulitnya mengakses tempat isolasi mandiri yang disediakan pemerintah. Baik di hotel maupun puskesmas baru. Mereka tidak paham prosedur yang harus dilalui. Bahkan, untuk mendapat layanan medis saja, warga perlu menunggu waktu lama.

Abdillah menjelaskan, sebenarnya tidak sulit mendapatkan fasilitas isolasi di hotel atau Puskesmas Sedati. Syarat utama, warga harus dinyatakan positif Covid-19. ”Jika ke Sedati, disertai data swab antigen atau PCR. Warga yang ingin isolasi harus memiliki KTP Sidoarjo,” jelasnya.

Warga yang ingin isolasi harus melapor ke fasilitas kesehatan. Jika bisa, warga yang terinfeksi Covid-19 dirujuk ke rumah sakit, puskesmas, atau klinik agar terdata. ”Bisa juga menghubungi call center tempat isolasi mandiri di Sedati untuk memperoleh informasi lebih jelas,” ujar Abdillah.

Nomor yang bisa dihubungi adalah 081234471904. Sementara ini, nakes di Sedati berjumlah 18 orang. Jika masih kurang, nakes akan ditambah. Yang diutamakan adalah pasien dengan gejala ringan. Mereka yang memiliki gejala sedang hingga berat dirawat di rumah sakit. Namun, selama ini warga yang positif Covid-19 tanpa gejala maupun gejala ringan menjalani isolasi di rumah. Termasuk keluarga yang semuanya terpapar Covid-19. ”Banyak yang mengatakan, seenak-enaknya isoman di tempat isolasi lebih enak isoman di rumah. Hal itu juga berpengaruh pada psikis dan penyembuhan,” kata Abdillah.

Dia mengingatkan agar warga yang isoman menghubungi satgas Covid-19 di lingkungannya. Tingkat terendah adalah RT atau RW di setiap wilayah. Dengan begitu, laporan bisa diteruskan ke puskesmas yang akan menugasi bidan desa untuk memantau warga yang positif dan isoman. ”Sudah ada prosedurnya. Tapi, jika satgas di wilayah atau desa tidak peduli, penanganan tidak berjalan,” ungkap Abdillah.

Banyak warga yang panik dan langsung menghubungi puskesmas agar segera terlayani. Padahal, setiap hari nakes menangani banyak pasien. Bahkan, ada yang langsung minta diantar ke rumah sakit saat kondisi belum diperiksa. Mengaku sesak dan khawatir terpapar Covid-19. Bisa jadi, ada kemungkinan sesak tersebut bukan sakit, melainkan karena psikologis.

Penghuni di hotel isolasi pun terus berkurang. Menurut Sekretaris Dinkes Sidoarjo dr Zuhaida, awal pekan lalu tinggal 50 orang. Sebelumnya, hotel isolasi dihuni lebih dari 100 penghuni. Sekarang tinggal 30 orang. ”Jumlahnya terus berkurang. Pasien yang sembuh sudah pulang,” katanya. Sebagian besar warga yang menjalani isolasi bisa pulih seperti sediakala saat kembali ke rumah mereka.

 Vaksinasi Langsung ke Rumah Warga

Polresta Sidoarjo mempercepat vaksinasi dengan mendatangi rumah warga secara langsung. Vaksinasi door-to-door itu diawali dengan memvaksin warga di Perumahan Bluru Permai, Desa Bluru Kidul, Sidoarjo, Rabu (14/7).

Kapolresta Sidoarjo Kombespol Kusumo Wahyu Bintoro meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi tersebut. Pihaknya sekaligus memberikan penyuluhan kepada warga agar mematuhi protokol kesehatan. Yang mendapat giliran pertama adalah warga RT 4, RW 14.

Salah satunya adalah Ali Rofi’i. Pria 52 itu sempat antre vaksinasi di puskesmas. Namun, saat datang, kuotanya sudah terpenuhi. ’’Mumpung ada vaksinasi keliling begini, saya manfaatkan untuk vaksin sama istri, Yayuk,’’ ujar pedagang toko kelontong itu.

Kusumo menyebut upaya itu dilakukan agar jangkauan vaksinasi lebih banyak. Tidak hanya di Satpas Polresta Sidoarjo, Mapolresta Sidoarjo, dan mapolsek jajaran. ’’Jangkauannya memang tidak terlalu banyak karena langsung menemui warga. Sekali keliling bisa sekitar 100 sampai 200 warga yang divaksin,’’ katanya.

Pihaknya bekerja sama dengan kelurahan dan desa terkait warga yang belum divaksin. ’’Misalnya karena jauh dari titik vaksinasi atau belum kebagian,’’ ujarnya. Vaksinasi door-to-door tersebut dilakukan setiap hari, menyisir seluruh titik di Sidoarjo secara bergantian.

Kades Bluru Tri Prastyono menilai upaya vaksinasi dengan turun ke rumah warga di desanya kemarin sangat membantu. ’’Warga tidak perlu repot-repot sehingga bisa tetap tinggal di rumah,’’ ujarnya.

 

 

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.