Ganjar Sebut Temuan Varian India di Kudus yang Pertama di Jateng

oleh

[ad_1]

JawaPos.com-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan bahwa temuan virus varian baru Covid-19 dari India di Kabupaten Kudus merupakan yang pertama di Jateng, sehingga harus menjadi kewaspadaan semua orang karena penularannya sangat cepat.

”Sekali lagi dicatat, varian baru virus Covid-19 sudah masuk di Kudus. Maka, masyarakat harus sadar betul akan penularannya yang lebih cepat dibanding virus varian sebelumnya,” kata Ganjar seperti dilansir dari Antara di sela kunjungan kerja di Posko Covid-19 di Kudus, Minggu (13/6).

”Untuk menghindarinya, harus disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama saat berada di antara banyak orang, jangan sekali-kali melepas masker,” tambah Ganjar.

Ganjar mengusulkan lima hari di rumah saja. Sehingga orang tua, lanjut usia (lansia), anak-anak tidak keluar rumah. Keluar rumah ketika ada kepentingan yang sangat mendesak dan bekerja dari rumah atau work from home diperbanyak.

Menurut dia, untuk memutus mata rantai penularan virus varian baru tersebut, harus dilakukan bersama-sama. Pemerintah pusat akan membantu, termasuk Pemprov Jateng juga akan membantu, serta mengomunikasikannya dengan kabupaten sekitar, seperti Kabupaten Pati, Grobogan, dan Demak.

Kabupaten Grobogan, kata Ganjar, juga sudah menerapkan kebijakan di rumah saja. Kalaupun masih ada yang keluar rumah, perlu dilakukan operasi yustisi.

Guna memastikan apakah virus korona varian baru dari India hanya ditemukan di Kudus atau daerah lain, pemeriksaan sampel genome pasien Covid-19 diperbanyak dengan mengambil sampel dari beberapa kabupaten. Selain itu, Pemprov Jateng juga mengajukan bantuan ke pusat karena Kudus yang pertama.

”Saya sempat curiga dengan pergerakan tiga pekan sebelumnya hanya tiga kabupaten yang mengalami lonjakan kasus, terus bertambah menjadi delapan kabupaten dan sekarang 11 kabupaten. Saya waktu itu yakin ini pasti varian baru,” ujar Ganjar.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo menambahkan, pemeriksaan sampel genome pasien Covid-19 dari beberapa kabupaten, sudah dikirim ke laboratorium di UGM, Balitbangkes, dan laboratorium pusat.

Hasilnya, kata Yulianto, baru bisa diketahui setelah dua pekan. Sebab, sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa mendeteksi secara cepat.

”Untuk menelusuri temuan varian baru tersebut, juga bukan perkara mudah, karena temuannya bukan dalam skala satu rukun tetangga (RT) melainkan lebih luas,” terang Yulianto.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.