Kemendikbud Segera Tarik Kamus Sejarah Nasional yang Terpublikasi

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan Kamus Sejarah Nasional Jilid I masih berbentuk draf atau belum diterbitkan. Adapun, kamus ini dipersoalkan lantaran nama tokoh pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus Syech Hasyim Asy’ari hilang.

Sementara itu, nama Gubernur Belanda HJ Van Mook justru dimasukkan. Diceritakan Van Mook lahir di Semarang 30 Mei 1894 dan meninggal di L’llla de Sorga, Perancis 10 Mei 1965. Tentara dan intelijen Jepang Harada Kumaichi juga dimasukkan dalam kamus. Tokoh lain yang ditemukan adalah tokoh komunis pertama di Asia Henk Sneevliet.

Mengenai hal tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menegaskan bahwa kamus itu memang masih berbentuk draf dan juga mengakui bahwa ada yang sudah dipublikasi secara online. Saat ini, soft copy yang beredar juga akan segera diturunkan.

“Iya, masih draft. Iya memang ada yang sudah naik ke online. Sekarang sedang dalam proses diturunkan,” jelas dia kepada JawaPos.com, Selasa (20/4).

Kamus Sejarah Nasional Jilid I ini ternyata sudah beredar dalam bentuk soft copy. (Istimewa)

Berdasarkan informasi yang didapatkan JawaPos.com, Kamus Sejarah Nasional Jilid I ini ternyata sudah beredar dalam bentuk soft copy. Hal ini tercantum dan bisa di download di website Rumah Belajar.

Kamus Sejarah Nasional Jilid I ini dipublikasi pada Juli 2019 lalu. Dan terpantau sejak disebarkan ke publik sudah dilihat oleh 2.314 pengunjung dan diunduh sebanyak 789 kali.

Dalam keterangannya dikatakan bahwa penyusunan buku ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi guru dan siswa dalam mencari istilah-istilah sulit yang acapkali ditemukan dalam pembelajaran sejarah. Buku ini memuat daftar informasi atau istilah kesejarahan pada kurun waktu 1900 hingga 1950 atau pada masa pembentukan negara (nation formation).

Periode ini mencakup masa pergerakan kebangsaan, masa pendudukan Jepang, Proklamasi Kemerdekaan dan masa Revolusi. Kamus sejarah Indonesia ini memuat informasi kesejarahan yang meliputi nama tokoh, peristiwa dan istilah kesejarahan yang disusun secara alfabetis, ringkas dan padat.

Hadirnya buku ini diharapkan dapat memberikan pemahaman istilah-istilah dalam sejarah Indonesia yang lebih luas kepada guru dan siswa khususnya.

Sementara itu, Kamus Sejarah Nasional Jilid II juga dipublikasi pada Juli 2019 dan saat ini sudah dikunjungi oleh 1.000 pengunjung dan 499 kali unduhan.

Sebelumnya, Ketua Umum NU Circle R Gatot Prio Utomo memprotes tindakan Kemendikbud yang menghilangkan tokoh pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratus Syech Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diterbitkan Kemendikbud.

“Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syech Hasyim Asy’ari tetapi tidak ada “entry” nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohannya. Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran,” ungkap dia dalam keterangannya kepada JawaPos.com, Senin (19/4).

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.