Meski Kena Gejala Ringan Covid-19, Tetap Ada 60 Persen Risiko Kematian

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Jika tertular Covid-19, jangan pernah menyepelekan gejalanya. Sebab, meski gejalanya ringan, seseorang bisa tetap mengalami risiko kematian akibat gejala Covid-19 berkepanjangan atau long Covid.

Peneliti memperingatkan hal itu setelah menemukan bukti bahwa orang-orang bisa tetap mengalami gejalanya enam bulan setelah dites positif dengan kondisi tersebut. Asisten Profesor Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Washington dr. Ziyad Al-Aly, memimpin tim yang mengamati komplikasi jangka panjang dari virus Korona.

Mereka menemukan hampir 60 persen risiko kematian tetap ada setelah kasus Covid-19 yang ringan. Persentase itu meningkat seiring dengan tingkat keparahan penyakit.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa hingga enam bulan setelah diagnosis, risiko kematian setelah kasus Covid-19 yang ringan bukanlah hal yang sepele dan meningkat seiring dengan tingkat keparahan penyakit,” kata dr. Al-Aly seperti dilansir dari diabetes.co.uk, Minggu (23/5).

“Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Covid-19 yang berkepanjangan, konsekuensi kesehatan jangka panjang dari Covid-19,” jelasnya.

“Dokter harus waspada dalam mengevaluasi orang yang pernah terjangkit Covid-19. Pasien-pasien ini akan membutuhkan perawatan multidisiplin yang terintegrasi,” kata dia.

Menurutnya sebagian orang yang terinfeksi Covid-19 telah melaporkan masalah kesehatan beberapa bulan setelah penyakitnya berlalu. Meski awalnya Covid-19 adalah virus pernapasan, lama-lama Covid-19 dapat memengaruhi hampir semua sistem organ di dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan utama, seperti stroke, sakit kepala, penyakit koroner, dan gagal jantung.

Penelitian tersebut menemukan bahwa 30 hari setelah sakit, mereka yang selamat dari kondisi tersebut memiliki risiko kematian hampir 60 persen lebih tinggi. Setelah enam bulan, ada sekitar 8 kematian dari setiap 1.000 orang. Angka itu meningkat menjadi 29 di antara mereka yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19.

Al-Aly, yang juga direktur Pusat Epidemiologi Klinis dan kepala Layanan Penelitian dan Pendidikan di Sistem Perawatan Kesehatan Veterans Affairs St. Louis, menambahkan bahwa kematian yang terjadi kemudian karena komplikasi jangka panjang dari infeksi. Penemuan ini telah dipublikasikan di jurnal Nature.

“Sejauh jumlah total kematian akibat pandemi, angka-angka ini menunjukkan bahwa kematian yang kami hitung karena infeksi virus langsung hanyalah puncak gunung es,” jelasnya

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.