Pemprov NTT Terima Kunjungan Didjen Kementan

oleh
Kunjungan Didjen Kementan
Foto: Istimewa

NTT (IM) – Sebagai salah satu wilayah yang terkena dampak African Swine Fever (ASF), Pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus berupaya agar Virus yang menyerang pada ternak babi ini dapat segera berakhir.

Demikian yang dikatakan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat saat menerima kunjungan dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia (RI) di Ruang Kerja Gubernur, Rabu 09/07/2020. kemarin,karena NTT merupakan wilayah yang terkena dampak African Swine Fever Gubernur berupaya agar Virus yang menyerang pada ternak segera berahir.

” Lakukan sosialisasi terhadap masyarakat, buatkan manejemen peternakan babi yang baik serta terus melakukan pengawasan secara intensif sehingga virus ini tidak menyebar secara luas di NTT.” Terangnya.Jum’at (10/07).

Gubernur juga mengharapkan agar ada kolaborasi yang baik antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat berkaitan dengan penanganan wabah ini. Jika kolaborasi penanganan virus ini bisa berjalan baik, maka sudah pasti penyebaran virus ini bisa diatasi.

Pernyataan orang nomor satu di NTT ini sangat beralasan,mengingat populasi babi di Pulau Timor dan Pulau Sumba masih sangat kecil, sehingga apabila masalah ini cepat selesai maka populasinya akan terjaga dan dapat meningkat dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Mantan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem ini juga menambahkan, semenjak NTT diserang oleh Virus Africa ini, banyak masyarakat yang takut untuk mengkonsumsi daging babi.
” Sebagai Gubernur saya minta agar para ahli yang menangani kasus ini, segera keluarkan statement agar masyarakat tidak takut berlebihan, apalagi virus ini tidak menular ke manusia, ” ungkap Laiskodat.

Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian, Drh. Fadjar S.T. Rasa, P.Hd mengatakan bahwa kedatangan tim yang dipimpinnya ini atas rekomendasi langsung dari Bapak Menteri Pertanian.

” Besok kami akan melakukan perjalanan ke Kabupaten Sikka untuk mengambil sampel, dan kemudian melakukan penelitian guna pembuatan Vaksin, ” Jelas Fadjar.

Fadjar juga menambahkan bahwa wabah ini bukan saja menyerang hampir seluruh Provinsi di Indonesia, tetapi menyerang juga beberapa negara lainnya. Dan sampai saat ini belum ada Vaksin yang mampu mengatasi virus ini. Masih menurutnya sampai saat ini terdapat kurang lebih 23 ribu kasus ASF di NTT. Tetapi lanjutnya bahwa ASF ini bukanlah Virus yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis), sehingga sangat aman untuk dikonsumsi oleh manusia.

Turut hadir dalam kunjungan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia (RI) di provinsi Nusa Tenggar Timur ini, Plt. Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Staf Khusus Gubernur, Dr. Imannuel Blegur.

Sumber: Biro Humas Protokol Setda Provinsi NTT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.