Takut Tunjangan Kinerja Dipotong, Guru Paksa Masuk Meski Sakit

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jumeri meminta agar guru tidak memaksakan diri masuk sekolah ketika sakit.

Hal ini ia tegaskan, sebab melihat pada praktik pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang sudah berjalan, guru yang sakit tetap memaksakan diri untuk mengajar. Padahal ini berisiko dan berpotensi menyebabkan kasus penularan Covid-19.

“Bukan hanya diimbau, tapi tidak diperbolehkan untuk berangkat ke sekolah sampai dipastikan kondisinya sehat tidak panas badan, demam, dicek kesehatannya baru bisa masuk kembali,” terang dia dalam Bincang Pendidikan secara daring, Selasa (8/6).

Jumeri mengungkapkan, alasan para guru yang sedang tidak fit tetap masuk ke sekolah adalah perihal tunjangan kinerja. Para guru takut tunjangan tersebut dipangkas. “Takut tukinnya dipotong sehingga dia memaksakan diri masuk sekolah, inilah yang sering terjadi,” tutur dia.

Maka dari itu, penting untuk kepala sekolah dan kepala dinas untuk memerintahkan kepada jajarannya agar yang sakit jangan berangkat ke sekolah. “Supaya tidak membawa masalah bagi teman-teman di sekolah yang lain,” imbuhnya.

Terkait dengan pemotongan tunjangan kinerja guru karena tidak masuk, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) agar tidak memangkas itu.

“Kami akan berkoordinasi dengan dinas setempat untuk tidak mempermasalahkan ketidakhadiran guru karena sakit atau menghindari risiko penularan di sekolah atau komorbid. Itu diberi dispensasi untuk tetap mengajar dari rumah. Kami akan tindak lanjut dengan daerah,” pungkasnya.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.