Thomas Tuchel Menjelma Jadi Super Manager Sejak Bawa PSG ke Final UCL

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Thomas Tuchel menjelma sebagai super manager sejak mengantarkan Paris Saint-Germain (PSG) ke final Liga Champions musim lalu. Meski didepak PSG akhir tahun lalu, Tuchel tetap menahbiskan diri sebagai peneror para master (untuk menyebut pelatih pemenang) di Liga Champions.

Misalnya, yang sudah ditunjukkannya dalam tiga bulan pertama mengarsiteki Chelsea. Tuchel memenangi adu taktik melawan nama-nama seperti Carlo Ancelotti (tiga gelar Liga Champions), Jose Mourinho dan Pep Guardiola (masing-masing dua gelar), hingga Juergen Klopp (satu gelar).

Satu lagi Diego Simeone. Meski belum pernah mengangkat Si Kuping Lebar, Cholo dua kali meloloskan Atletico Madrid (ATM) ke partai puncak.

Status sebagai penakluk master Liga Champions itu bakal makin lengkap seandainya Tuchel mampu menaklukkan Zinedine Zidane dini hari nanti (28/4). Yaitu, saat The Blues menantang Real Madrid dalam first leg semifinal di Estadio Alfredo Di Stefano (siaran langsung SCTV pukul 02.00 WIB).

Bersama Ancelotti, Zidane merupakan dua pelatih aktif yang paling banyak mengoleksi Si Kuping Lebar. Zidane memenanginya secara beruntun bersama Real (2015–2016, 2016–2017, dan 2017–2018), sedangkan Ancelotti bersama dua klub. Yakni, AC Milan (2002–2003 dan 2006–2007) serta Real (2013–2014).

”Zidane adalah pelatih dengan rekor yang luar biasa di Liga Champions. Tak ada yang bisa menjadi seperti dia (juara tiga musim beruntun, Red),” ucap Tuchel merendah seperti dikutip dari laman resmi UEFA.

Padahal, secara head-to-head, Zidane tak pernah bisa mengungguli Tuchel dalam empat pertemuan. Dua kali musim lalu dan pada 2016–2017 ketika Sang Profesor –julukan Tuchel– masih mengarsiteki Borussia Dortmund (BVB).

Musim lalu Tuchel seolah memberi pelajaran kepada Zizou –sapaan akrab Zidane– tentang cara bertahan setelah menjebol gawang Real tiga gol tanpa balas dalam fase grup di Parc des Princes. Sementara itu, dari dua kali melawat ke Madrid, dua kali pula Tuchel berhasil membuat Real harus puas dengan skor 2-2 gara-gara gol penyama di sepuluh menit terakhir.

”(Pertandingan dini hari nanti) akan menjadi tantangan yang hebat bagi kami dan kami pun akan lebih pintar (karena pengalaman bertemu sebelumnya, Red),” beber Tuchel.

Laga di Estadio Di Stefano bakal menilai seberapa jauh kekuatan pertahanan Chelsea racikan Tuchel di Liga Champions. Sebab, Cesar Azpilicueta dkk belum pernah kemasukan dalam dua laga tandang di fase knockout sebelumnya.

Yaitu, ketika membekuk ATM 1-0 di Wanda Metropolitano dalam babak 16 besar (24/2) dan menghancurkan FC Porto dua gol tanpa balas saat perempat final di Estadio do Dragao (8/4).

El Mundo Deportivo mendeskripsikan, benteng pertahanan Chelsea saat ini tak ubahnya ATM-nya Cholo. Itulah yang menjadi atensi Zidane. ”Mereka (Chelsea) sama baiknya dalam transisi bertahan dan menyerang,” kata Zidane. ”Apalagi, ini adalah semifinal yang (jalannya pertandingan bakal) sangat kompleks,” imbuh Zidane.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.