Windy Cantika Aisah, Bertarung dengan Barbel dan Diri Sendiri

oleh

[ad_1]

JawaPos.com-Nama Windy Cantika Aisah sudah tercatat dengan tinta emas dalam sejarah olahraga Indonesia. Dialah penyumbang medali pertama bagi kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Usianya masih sangat muda. Talentanya luar biasa.

——————–

Baru dua tahun lalu Windy digembleng di pelatnas. Dia hanya punya waktu sekitar satu tahun untuk lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.

Tapi, bakat Windy memang istimewa. Tidak sekadar lolos kualifikasi, dia juga berhasil meraih perunggu dalam penampilan debutnya di ajang multievent termegah sejagat tersebut.

Sejak masuk pelatnas angkat besi di Kwini, Jakarta Pusat, prestasi dan progres angkatan Windy terus mengalami kemajuan pesat. Windy juga tercatat sebagai pemegang rekor dunia remaja untuk nomor 49 kg.

Hasil itu diraih saat turun di SEA Games 2019 di Manila, Filipina. Windy pun membawa pulang emas pada ajang dua tahunan itu.

Setelah meraih perunggu di Tokyo, Windy dipersiapkan untuk bersinar di Olimpiade Paris 2024. Pengalaman berharga dari Tokyo diyakini semakin mematangkan mentalnya menghadapi persaingan di level tertinggi.

”Saya berharap diberi kesehatan dan terus bersemangat dalam menjalani prosesnya. Jika ada kesempatan, pasti ikut lagi,” kata Windy kepada Jawa Pos.

Untuk terus mengukur angkatannya, Windy bakal turun di beberapa event dalam waktu dekat ini. Selain mengikuti ajang kualifikasi Olimpiade, dara kelahiran 11 Juni 2002 tersebut bakal turun di PON XX/2020 Papua dan Asian Games 2022 di Hangzhou, Tiongkok.

”Untuk target berikutnya, saya tidak akan menjanjikan apa-apa. Saya hanya berusaha maksimal untuk mencapai yang terbaik. Juga dapat angkatan yang terus meningkat,” ujarnya.

Di Asian Games nanti, para pesaing Windy tidak akan jauh berbeda dengan Olimpiade Tokyo 2020. Dia masih akan bersaing dengan lifter-lifter Asia seperti Hou Zhihui asal Tiongkok dan andalan India Chanu Saikhom Mirabai. Diperkirakan, keduanya juga ikut serta pada Asian Games 2022.

Pada Olimpiade Tokyo 2020 lalu, Hou meraih emas sekaligus mencetak rekor Olimpiade. Mirabai menyabet perak. Keduanya juga pemegang rekor dunia. Hou snatch 96 kg dan total angkatan 213 kg, sedangkan Mirabai clean and jerk 119 kg.

Meski persaingan menuju Paris 2024 memang berat, Windy tidak gentar dengan catatan mentereng rival-rivalnya itu.

”Di angkat besi, saya tidak melihat siapa lawan yang akan saya hadapi. Karena saya bertarung dengan diri sendiri dan barbel,” tegasnya. Bagi Windy, tantangan terberat justru datang saat latihan sehari-hari.

Seminggu sebelum berangkat ke Jepang, dia sempat tertimpa barbel. Windy juga berusaha sebisa-bisanya menghindari cedera.

”Lebih banyak mematangkan mental. Waktu di Tokyo itu sempat kaget karena kali pertama. Pas angkatan snatch, nggak ada jeda waktu antara pemanasan dan tampil. Cukup ngos-ngosan. Tapi, saya bisa mengatasinya setelah angkatan berikutnya,” imbuhnya.

Pengalaman yang demikian itu akan menjadi modal berharga bagi mojang Bandung tersebut untuk menyongsong Paris.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.