Teknologi Pertanian Lebih Modern, Panen Padi Meningkat Dua Kali Lipat

oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Petani Jawa Timur bersyukur atas bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian (Kementan). Kementan memberikan berbagai alsintan kepada petani. Di antaranya adalah alat yang membantu proses pengolahan sampai dengan tahap panen dan pascapanen. Program itu untuk mendorong program pengembangan pertanian modern.

Salah satu petani yang merasa dampak baik dari alsintan adalah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Surangganti Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Heru Rusiyanto. Heru yang juga Manajer Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) mengaku, alsintan sangat membantu.

”Alsintan sangat bermanfaat untuk petani. Dari produktivitas mulai tanam sampai panen. Kebetulan kita juga mendapat bantuan mesin tanaman, kita dapat dua. Kemudian ditambah lagi satu jadi tiga. Hari ini kita punya empat dari hasil penyewaan jasa, kita bisa membeli sendiri satu unit mesin tanam,” jelas Heru pada Kamis (20/5).

Salah satu dampak adanya alsintan adalah meningkatnya produktivitas panen padi. Tanpa alsintan, dia mengaku kesulitan.

”Teknologi yang digembor-gemborkan pemerintah oleh pihak penyuluh pertanian, seperti bibitnya harus muda, tidak boleh dipotong. Istilahnya tidak boleh disiksa lah bibit. Dengan mesin tanam, bibit itu bisa diperlakukan tanpa memaksa petani supaya melakukan hal itu,” ujar Heru.

Sedangkan untuk hasil panen, lanjut Heru, perbandingan cukup signifikan dari sebelum dan setelah memakai Alsintan. Bila sebelumnya tanah 6.000 meter persegi hanya menghasilkan 3 ton, kini meningkat dua kali lipat hingga 6 ton.

”Sebelumnya itu dapat 30 sak atau 30 karung, atau kira-kira 3,3 ton sampai 3,6 ton, saat ini bisa dapat 5 ton sampai 6 ton. Karena kan pertumbuhan padinya kan lebih bagus dan Lebih cepat, anakannya lebih banyak dan ketika kita panen kehilangan yang jatuh-jatuh itu juga sedikit,” jelas Heru.

Tidak hanya produktivitas dan jumlah padi, kualitas juga meningkat. Salah satu mesin yang dipuji Heru adalah combine harvester.

”Ketika masuk di pabrik itu kan ada yang namanya tara, dipotong sekian persen untuk yang hampa. Dengan menggunakan mesin combain itu hampanya dan susut sedikit. Karena kalau pakai mesin perontok manual yang pakai power thresher itu kita motongnya hari ini besok baru power thresher, otomatis ada penyusutan bobot karna kadar airnya berkurang. Dengan mesin panen, sekarang dipotong, masuk karung dan langsung dibawa ke pabrik, seperti itu,” kata Heru.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, alsintan merupakan alat bantu untuk meningkatkan efektivitas kinerja petani. Dengan alsintan diharapkan tugas-tugas petani yang memerlukan waktu lama dapat dipangkas.

Mentan berharap alsintan dapat membantu seluruh kegiatan pertanian dan meningkatkan produktivitas mulai dari proses tanam, panen, hingga pengelolaan hasil panen.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.