Warga Maybrat Ramai-Ramai Mengungsi ke Hutan

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Serangan kelompok kriminal teroris bersenjata (KKTB) ke Pos Koramil Kisor, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, berdampak besar. Sebagian warga mengungsi ke hutan akibat serangan tersebut. Belum diketahui secara pasti jumlah warga yang mengungsi.

Polda Papua Barat berupaya menghentikan eksodus tersebut. Kabidhumas Polda Papua Barat Kombespol Adam Erwindi menuturkan, jajarannya sedang membujuk warga agar kembali ke permukiman. ”Agar tidak mengungsi ke hutan-hutan,” ujarnya. Dia mengatakan, TNI dan Polri juga sedang menegakkan hukum terhadap pelaku penyerangan Pos Koramil Kisor. Warga tidak perlu takut dengan upaya penegakan hukum tersebut.

Kapolda Papua Barat Irjen Tomagogo Sihombing menuturkan bahwa penyerangan Pos Koramil Kisor diduga terencana. Karena itu, kasus tewasnya empat anggota TNI akibat serangan itu akan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana. ”Saya telah meninjau lokasi untuk membuktikan apa yang terjadi. Semua pembuktian itu akan disampaikan ke publik. Penyerangan ini mengakibatkan gugurnya anggota terbaik bangsa,” jelasnya kemarin.

Pada bagian lain, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menuturkan, penyerangan itu akan terus terjadi karena perang ini sangat panjang. ”Kecuali Presiden Jokowi mau membuka diri,” katanya. Apa yang dimaksud membuka diri? Dia menuturkan bahwa pihaknya menginginkan perundingan dengan dimediasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Dengan begitu, rakyat Papua bisa kembali mendapatkan hak politik. ”Itu yang kami inginkan,” ujarnya.

Terkait dengan pengungsian, dia mengklaim bahwa hal itu terjadi karena warga takut dengan kehadiran TNI dan Polri. Apalagi, jumlah pasukan terus bertambah. ”Itu informasi yang kami dapat. Karena itu, warga mengungsi ke hutan,” tuturnya.

Sementara itu, penyidik Polda Papua memeriksa dua orang berinisial GT dan AT yang diduga penyuplai senjata dan amunisi kepada KKTB. Dua tersangka itu ditangkap di dua lokasi di Jayapura pada Jumat (3/9). ”Dari hasil pemeriksaan, senjata dan amunisi itu mau dibawa ke daerah pegunungan Papua,” ucap Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Papua Kombespol Faizal Ramadhani saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos kemarin (6/9).

Faizal menegaskan bahwa pihaknya juga mendalami sumber dana untuk pembelian senjata dan amunisi tersebut. Berdasar hasil pemeriksaan yang dilakukan sejak Jumat (3/9), tiga senjata api laras panjang, yaitu satu jenis SS1 dan dua pucuk M16, yang diamankan dari tersangka didatangkan dari luar negeri. ”Keduanya telah kami tetapkan sebagai tersangka dangan pasal UU Darurat,” ungkapnya.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.